Selasa, 31 Agustus 2010

*** 7 Kalimat yang Lebih Bernilai dari Emas dan Perak ***



Dari Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu ia berkata, “Seorang arab baduwi menemui Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu ia berkata, ‘Hai Rasulullah! Ajarkanlah aku suatu kebaikan’. Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam meraih tangannya seraya berkata, ‘Ucapkanlah Subhanallah wal hamdulillah wa laa ilaaha Illallah wallahu Akbar (Maha Suci Allah, dan segala puji untuk Allah, dan tidak ada yang diibadati dengan hak melainkan Allah, dan Allah Maha besar)'.

Lantas arab baduwi itupun menghitung jari-jemarinya, dan pergi sambil berpikir. Kemudian dia kembali lagi. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tersenyum melihatnya, beliau berkata, ‘Si malang ini berpikir’.

Datanglah arab baduwi tersebut lalu berkata, ‘Hai Rasulullah, Subhaanallah wal hamdulillah wa laa ilaha illallah wallahu Akbar, ini untuk Allah, lantas apa untukku?

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepadanya, ‘Hai arab baduwi, apabila engkau mengucapkan Subhanallah. Allah berkata, ‘Engkau benar’. Apabila engkau mengucapkan wal Hamdulillah. Allah berkata, ‘Engkau benar’. Apabila engkau mengucapkan La Ilaaha Illallah. Allah berkata, ‘Engkau benar’. Apabila engkau mengucapkan Allahummaghfirlii (Ya Allah ampunilah aku). Allah berkata, ‘Aku telah lakukan’. Apabila engkau mengucapkan Allahummarhamnii (Ya Allah kasihilah aku). Allah berkata, ‘Aku telah lakukan’. Apabila engkau mengucapkan Allahummarzuqnii (Ya Allah berilah aku rizki). Allah berkata, ‘Aku telah lakukan.

Lalu orang arab baduwi tersebut menghitung tujuh jemarinya kemudian pergi meninggalkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam." (As-Silsilah Ash-Shahihah 9/3336)

Subhanallah …

Alhamdulillah …

La ilaah Illallah …

Allahu Akbar …

Allahummaghfirlii …

Allahummarhamnii …

Allahummarzuqnii …

Empat kalimat apabila kita ucapkan Allah akan mengatakan ‘Engkau benar’.

Dan tiga permohonan jika kita ucapkan akan dikabulkan.

Jangan sia-siakan !

Kalimat yang ringan dilisan ini tapi besar dan agung faedahnya.

Jangan biarkan satu haripun dalam hidupmu berlalu tanpa mengucapkan kalimat ini dengan lisan dan hatimu!

Wallahu a’lam bish shawab.

Ustadz Abu Zubair, Lc.

Sumber: abuzubair.net

fiqhislam.com

Sabtu, 28 Agustus 2010

~**~ JIHAD CINTA ~**~








CINTA ..
Andai saja kau bisa merasakan getaran hatiku,
Kau akan tahu betapa aku sangat merinduimu ..
Andai saja kau bisa menadah air mataku,
Kau akan tahu betapa aku takut kehilanganmu ..
Andai saja kau JAUH dari diriku,
Kau akan lihat betapa kosongnya hidupku ..
Andai saja kau HILANG dariku ..
Berjuta nyawa pun tak mampu menghidupkan jiwaku!

Cinta ..
Jatuhnya aku pada kekuatan cinta tanpa melihatmu ..
Butanya aku pada dugaan yang menguji kasihku ..
Biar nyawa jadi taruhan asalkan cinta ini dipertahankan ..
Biar harta dan jasad tewas ..
Karena cinta ini yang ku damba!

Cinta ..
Menyebut namamu takkan pernah jemu ..
Mengingatimu takkan pernah lupa ..
Memujimu takkan pernah rapuh ..
Janjimu selalu teguh ..
Cinta sehidup dan setelah mati ..
Cinta yang selalu bahagia walau derita ..
Aku menyintai sesuatu karena cinta itu!
Aku hidup karena cinta itu!
AKu mati karena cinta itu!

Cukup bagiku cintamu ..
Itulah pelindung yang memeliharaku ..
Itulah ketenangan yang mententeramkan aku ..
Itulah kebahagiaan yang menyinariku ..

Engkau yang selalu ada ..
Engkau yang selalu bersama ..
Terakhir suka dan duka ..
Aku cinta padamu ..
Aku cinta pada takdirmu ..
Aku cinta pada jalanmu ..

Atas nama cinta ..
"Aku bersaksi tiada Tuhan selain Allah, dan Nabi Muhammad itu utusan Allah .."
Atas nafas cinta ...
Subhanallah ..
Alhamdulillah ..
Allahu Akhbar ..
Jihad cinta buatmu ya Rabb ...
Pelihara nadiku untuk selalu mengingat ..
Pelihara hatiku untuk selalu beriman padaMu ..






Pilihanku ..
Bukannya pada paras rupa yang menawan hati ..
Karena cintaku bukan pada pandangan semata ..
Takut jika diwarnai kegelapan ..
Kita buta hilang arah ..

Pilihanku ..
Bukannya pada manis tutur kata bermadah ..
Karena cintaku bukan pada janji yang merajalela ..
Andainya suara dikaburi fitnah,
Kita rebah tiada bermaya ..

Pilihanku ..
Bukan pada banyaknya harta dunia,
Karena cintaku bukannya ternilai dengan harga ..
Bimbang kemewahan membawa leka ..
Menghilangkan cinta kita padaNya ..
Lalu dimanakah bahagia?


Pilihanku itu ..
seorang yang buta ..
Buta menilai paras rupa ..
Sesungguhnya syahadahnya menggegar seluruh jiwaku ..
Keikhlasannya melakar cinta yang diredha ..
Tongkatnya pada akidah yang menyinari sandi bahagia

Pilihanku itu ...
Seorang yang bisu ..
Bisu mengungkapkan janji yang tiada pasti ..
Karena harapan patokan-patokan pada Illahi ..
Pendiriannya menusuk nurani udara ..
Bait-bait kesyukurannya lahir pada sujud seorang hamba

Pilihanku itu ..
Seorang yang papa dan hina ...
Papa dengan diri yang mengubur
Hina karena sederhana ..
Iman membujuk jiwanya ..
Cintanya pada agama mengikat tali ukhwah ..
Lalu disimpul teguh pada tiang pernikahan ..

Pilihan kami ..
Pada agama yang memelihara
Pada Syahadah yang mengiringi
Pada Alquran yang membimbing ..

Biar ..
Cinta kami pada maha Menyintai ..
Karena janji yang pasti
Cinta kami pada kekasih Illahi
karena menunjukkan jalan bahagia yang hakiki
Kasih istri pada cinta yang diberi ..
Biarlah sampai ke akhirat nanti ...
karena yang sebenarnya ku inginkan padanya ..
Bukan cuma kekasih duniawi ..
Tapi teman menuju syurgawi ..






Banyak yang mencari cinta tetapi tertipu olehnya,
banyak yang kecewa karena cinta dan putus asa pada rahmat-Nya,
banyak yang membenci cinta dan membenci nyawanya.

Jihad cinta buat-Mu ya Rabb. Pelihara nadiku untuk selalu mengingat-Mu. Pelihara hatiku untuk selalu beriman pada-Mu.

www.iluvislam.com
Oleh: mia effa

Minggu, 22 Agustus 2010

---> PELINDUNG KAH ???


Lelaki yang bijak berusaha menjadi pelindung kepada wanita ,

Lelaki yang bijak takkan meminta dan mengharapkan sesuatu yang belum menjadi haknya ,

Lelaki yang bijak selalu menjaga pandangan mata dan hatinya ,

Lelaki yang bijak menyadari bahwa seorang perempuan itu hanya ingin dirinya dihormati ,

Lelaki yang bijak hanya menginginkan wanita yang baik untuk menjadi suri hidupnya .

Merusak akhirnya hanya karena pada awalnya telah memulai .

Pelindung kah ?

Jadilah pelindung kepada kaum Hawa dengan tidak memandang kami ,

Jadilah pelindung kami dengan menambahkan ilmu dengan amalmu ,

supaya nanti apabila tiba masanya , dapat kalian menjadi pemimpin keluarga yang dihormati ,

Jadilah pelindung kami dengan menjaga sebaik-baiknya akhlakmu ,

Jadilah pelindung yang terbaik dengan mencontoh Rasulullah !

Pria yang pintar selalu risau dirinya akan membawa fitnah kepada wanita ,

Pria yang pintar tidak akan sekali-kali gentar bila seorang wanita bertindak tegas terhadapnya karena dia sadar itulah wanita sejati !

Yang mempunyai harga diri , yang takut kepada Ilahi .

Pria yang pintar takkan risau dan gusar dengan status 'single' karena dia tahu dengan izin-Nya kelak dia akan berjabat dengan seorang wali yang bakal memberikan titik noktah kepada status tersebut !

Wahai ar-rijal , bangkitlah kalian , Anda dikaruniai kelebihan dibandingkan kami , gunakanlah kelebihan tersebut . Janganlah ambil sifat kami . Kami insan lemah , yang harus kuat !

Jangan mengharapkan sesuatu yang kami tidak mampu beri ,

Jadilah kalian pelindung yang sejati , agar kita senantiasa berada dalam rida Ilahi , sampai tiba saatnya nanti ...

Lelaki yang baik takkan berusaha mendekati , meskipun dengan niat yang suci , karena dia selalu menyadari , niat mungkin berpaling sekalipun begitu murni , karena dia mengakui , makhluk bertanduk dua selalu "ready" ! Ingatlah , Dia jua yang Maha Mengetahui.

Pikirkan dengan akal , renungkan dengan hati .

Tolak tepi nafsu di hati yang mengaburi hati kita dari menilai yang baik dan buruk , karena hati tidak pernah menipu .

sumber ~ I Luv Islam


Selasa, 10 Agustus 2010

*~* KENIKMATAN *~*


Ada kalanya menjadi bagus mengungkit suatu kenikmatan, yaitu ketika kenikmatan itu dikufuri. Setiap nikmat mempunyai pembuka dan penutup, pembukanya adalah kesabaran dan penutupnya adalah kemalasan. Tidak ada kenikmatan didunia ini yang lebih besar daripada panjang umur lagi takwa. (Ali bin Abi Thalib r.a)

Dan apabila manusia itu ditimpa kemudharatan, dia memohon (pertolongan kepada Tuhannya dengan kembali kepada-Nya), kemudian apabila Tuhan memberikan nikmat-Nya kepadanya lupalah dia akan kemudharatan yang pernah dia berdoa (kepada Allah) untuk (menghilangkannya) sebelum itu [39:Az Zumar:8]

Orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri mereka ingat akan Allah lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain daripada Allah dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu [03:Al Imran:135]

Dan bumi Allah itu adalah luas. Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas [39:Az Zumar:10]

Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugrahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugrahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keberuntungan yang besar [41:Fushshilat:35]

Lemparkanlah olehmu berdua kedalam Neraka semua orang yang sangat ingkar dan keras kepala, (*)yang sangat enggan melakukan kebajikan [50:Qaaf:24~25]

Zakariya berkata: `Ya Tuhanku, bagaimana akan ada anak bagiku, padahal isteriku adalah seorang yang mandul dan aku (sendiri) sesungguhnya sudah mencapai umur yang sangat tua`. (*)Tuhan berfirman: `Demikianlah`. Tuhan berfirman: `Hal itu adalah mudah bagi-Ku, dan sesungguhnya telah Aku ciptakan kamu sebelum itu, padahal kamu (diwaktu itu) belum ada sama sekali` [19:Maryam:8~9]

Rasulullah Saw bersabda: Menyebut-nyebut nikmat Allah merupakan perbuatan syukur dan meninggalkannya berarti kufur (ingkar kepada nikmat Allah). Barangsiapa yang tidak mensyukuri nikmat yang sedikit, maka ia tidak pula akan mensyukuri nikmat yang banyak. Barangsiapa tidak berterima kasih pada orang lain, berarti ia tidak akan pula berterima kasih pada Allah SWT [HR. Baihaqi]

Rasulullah Saw bersabda: Memuji Allah karena mendapatkan suatu nikmat merupakan jaminan keamanan dari lenyapnya nikmat tersebut [HR. Ad Dailami]

Rasulullah Saw bersabda: Sesungguhnya hanya Allah-lah yang berhak mengambil dan hanya Dia-lah yang berhak memberi, segala sesuatu telah digariskan ketentuannya disisi-Nya, maka bersabarlah dan harapkanlah pahala-Nya [HR. Ibnu Majah]

Rasulullah Saw bersabda: Siapa yang berpuas hati dengan apa yang ada maka Allah mencukupkannya. Siapa yang bersabar maka Allah akan menganugrahkan kesabaran. Seseorang itu tidak dikaruniakan sesuatu pemberian yang lebih baik dan lebih luas selain oleh sabar [HR. Bukhari, Muslim]

Rasulullah Saw bersabda: Hal yang paling aku takutkan atas umat-ku adalah perut besar (banyak makan), banyak tidur, malas dan lemah keyakinannya [HR. Ad Duruquthni]

Rasulullah Saw bersabda: Sebaik-baik manusia adalah orang yang panjang umurnya dan baik amalnya, dan sejahat-jahat manusia adalah orang yang panjang umurnya dan buruk amalnya [HR. Ahmad]

Rasulullah Saw bersabda: Tercatat dalam Kitab Taurat: Barangsiapa menghendaki diperpanjang umurnya, dan ditambah terus rezekinya, maka hendaknya ia menghubungkan silaturahmi [HR. Al Hakim]

Rasulullah Saw bersabda: Sesungguhnya kebahagiaan yang mencakup semua kebahagiaan adalah umur panjang lagi taat kepada Allah [HR. Al Khatib] .

Kebahagiaan itu hanya dapat dicapai dan dinikmati oleh orang yang mengikuti satu sisi dari Shirathal Mustaqim (jalan yang lurus), sebagai peninggalan Rasulullah Saw untuk umatnya, karena sisi yang satunya adalah surga. `Dan pasti kami tunjuki mereka kepada jalan yang lurus`(04:an Nisaa’:68). Kebahagiaan orang yang senatiasa berjalan diatas Shirathal Mustaqim adalah bahwa dia selalu merasa tenang dengan akhir yang baik dari setiap permasalahan yang dihadapinya, merasa yakin bahwa tempat kembalinya adalah tempat yang baik, percaya sepenuhnya terhadap janji Rabb-nya, rela dengan qadha-Nya, dan mengendalikan langkahnya untuk tetap dijalan itu. Dan menyadari bahwa orang yang menunjukkan jalan ini adalah seorang yang tidak berbicara berdasarkan nafsu, yang ucapannya adalah hujjah, yang terjaga dari keusilan setan dan keteledoran manusia.

`Bagi manusia ada Malaikat-Malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, dimuka dan dibelakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah`(13:Ar Ra’d:11). Dalam penitiannya diatas jalan ini, hamba akan mendapatkan kebahagiaan. Dia tahu bahwa dirinya memiliki Ilah, didepannya ada suri tauladan, ditangannya ada kitab suci, didalam hatinya ada cahaya kebenaran, dan didalam nuraninya ada pemberi nasehat. Dengan demikian ia menjadi sosok yang berjalan menuju kenikmatan, yang berbuat dalam ketaatan, dan yang berusaha ke arah kebaikan.

Jalan keimanan adalah jalan yang ada di dunia fana yang memiliki cakar-cakar pencengkeram berupa syahwat. Sedang jalan ukhrawi yang berada diatas jahannam, memiliki duri-duri yang sangat tajam. Dan barangsiapa mampu melampaui jalan ini dengan keimanannya, dia akan mampu melampaui jalan ukhrawi sesuai dengan keyakiannya. Dan jika seorang hamba berhasil mendapatkan hidayah jalan yang lurus ini maka akan lenyap semua kesulitan, kekecewaan dan duka citanya. (`Aidh Al-Qarni)

Keuntungan yang hakiki adalah keuntungan yang tidak hanya menguntungkan diri sendiri, tetapi juga menguntungkan hamba-hamba Allah lainnya. Dan usahankanlah apa yang menjadi nikmat kita, tidak menjadi musibah bagi orang lain. (`Pustaka)

Jadikan ketaatan dan pujian kepada Allah sebagai kewajiban dan jika hal ini dilakukan tanpa mengalami kesulitan apa-apa. Maka dunia menjadi berkah bagi mereka dan memberikan nikmat kepada mereka. Dan apabila mereka melihat dan mengalami sesuatu, maka yang mereka lihat dan alami sebagai perbuatan Allah. Maka Allah menjadikan mereka `Pasak Bumi`, yaitu seperti gunung yang berdiri megah dan agung diantara hamba-hamba Allah lainnya. (`Pustaka)

Manusia selalu berbohong dengan membicarakan kesyukuran tetapi tidak melaksanakan kesyukuran dan manusia selalu membicarakan cobaan, tetapi tidak mensyukuri cobaan dari Allah, maka Allah SWT berfirman: `Dan dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dari segala apa yang kamu mohonkan kepada-Nya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu sangat zalim dan sangat mengingkari nikmat Allah`. (`Pustaka)

Apabila kehilangan kenikmatan dunia harus rela dan menyerah terhadap hukum-hukum Allah, kemudian apabila dihinakan orang bertahanlah didalam kesabaran, dengan demikian seharusnya terasa ringan cobaan yang menimpa, karena menyadari bahwa Allah-lah yang menguji, maka bukalah pintu kesadaran dan pengertian bahwa Allah sedang memberi pengajaran bagaimana menetapkan sebaik-baik pilihan takdir kepada hamba-Nya. (`Pustaka)

Fiqhislam.com

~*~ AMPUNAN ALLAH ~*~




Jangan sekali-kali berputus asa dari dosa, karena pintu taubat selalu terbuka dan tidak ada pemberi syafaat yang yang lebih berhasil daripada taubat. Pemberi syafaat bagi orang yang berdosa adalah pengakuan dosa itu sendiri, sedangkan taubatnya adalah memohon ampunan-Nya. Sungguh mengherankan orang yang celaka, padahal keselamatan itu ada bersamanya (Istighfar).

Istighfar menggugurkan dosa seperti gugurnya dedaunan. Istighfar adalah derajat orang yang tinggi kedudukannya, dan adalah nama yang berlaku pada enam makna yaitu, penyesalan bagi yang telah lalu bertekad untuk tidak kembali pada perbuatan dosa, mengembalikan hak orang lain yang telah diambilnya dengan bathil, memperhatikan setiap kewajiban yang dilalaikan dimasa lalu, memperhatikan daging yang telah tumbuh dari hasil yang yang haram, rasakan pada tubuh sakitnya ketaatan sebagaimana telah merasakan manisnya kemaksiatan. (Ali bin Abi Thalib r.a)

Rasulullah Saw bersabda: Ketika Allah SWT selesai mencipta makhluk, Allah menulis dalam kitab-Nya, Dia menulis untuk Dzat-Nya sendiri dan kitab itu diletakkan disisi-Nya diatas Arasy dan isi tulisan-Nya adalah: Sesungguhnya Rahmat-Ku mengalahkan murka-Ku [HR. Bukhari]

Rasulullah Saw bersabda: Sesungguhnya Allah lebih gembira atas taubatnya seorang hamba daripada orang yang kehausan lalu menemukan air, dan lebih gembira dari wanita mandul yang dapat melahirkan anak, dan lebih gembira dari orang yang kehilangan barang lalu menemukannya. Barangsiapa bertaubat kepada Allah dengan taubat yang murni, maka Allah melupakan dua malaikat pencatat amalnya, semua anggota tubuhnya, dan tempat-tempat ia melakukan dosa, sehingga semuanya tidak dapat menjadi saksi bagi kesalahan-kesalahan dan dosa-dosa yang telah dikerjakannya [HR. Abu Abbas]

Rasulullah Saw bersabda: Allah SWT Berfirman: Bila hamba-Ku senang bertemu Aku, maka Aku sangat senang bertemu hamba-Ku, dan bila hamba-Ku tidak senang bertemu dengan Aku, maka Aku-pun tidak senang bertemu dengan hamba-Ku [HR. Bukhari]

Rasulullah Saw bersabda: Apabila kalian mampu memperbanyak istighfar, maka lakukanlah, karena sesungguhnya tiada suatu amalanpun yang lebih berhasil disisi Allah SWT dan lebih disukai oleh-Nya selain istighfar (memohon ampun) [HR. Al Hakim]

Rasulullah Saw bersabda: Sesungguhnya Allah yang Maha Gagah dan Maha Mulia, sungguh mengangkat derajat (maqom) hamba yang saleh di Surga. Maka hamba yang saleh bertanya: Wahai Tuhan, darimana saya memperoleh ini?. Tuhan menjawab: Dengan istighfar anakmu untukmu [HR. Ahmad]

Rasulullah Saw bersabda: Tidaklah seorang hamba Allah, baik pria maupun wanita yang ber-istighfar tujuh puluh kali sehari melainkan Allah mengampuni tujuh ratus dosa-dosanya. Dan sesungguhnya sia-sialah hamba Allah, baik pria maupun wanita yang dalam sehari semalam berbuat dosa lebih dari tujuh ratus kali [HR. Baihaqi]

Rasulullah Saw bersabda: Orang yang bertaubat dari perbuatan dosa, sama dengan orang yang tidak mempunyai dosa dan orang yang meminta ampunan dari perbuatan dosa sedangkan ia masih tetap menjalankannya sama dengan orang yang mengejek Rabb-nya [HR. Baihaqi].

Ibrahim berkata: tidak ada orang yang berputus asa dari rahmat Tuhannya, kecuali orang-orang yang sesat [15:Al Hijr:56]

Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertaubat kepada-Nya. Niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik (terus menerus) kepadamu sampai kepada waktu yang telah ditentukan dan Dia akan memberi kepada tiap-tiap orang yang mempunyai keutamaan (balasan) keutamaannya. jika kamu berpaling, maka sesungguhnya aku takut kamu akan ditimpa siksa hari kiamat [11:Huud:3]

Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil, dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (*)Allah telah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan beramal saleh, (bahwa) untuk mereka ampunan dan pahala yang besar [05:Al Maaidah:8~9]

Kemudian, sesungguhnya Tuhanmu (mengampuni) bagi orang-orang yang mengerjakan kesalahan karena kebodohannya, kemudian mereka bertaubat sesudah itu dan memperbaiki (dirinya); sesungguhnya Tuhanmu sesudah itu benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang [16:An Nahl:119]

Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar. [004-An Nisaa':47]

`Orang-orang yang mengenal Allah dengan baik, sepakat bahwa ketika anda sesat maka Allah menyerahkan segalanya kepada anda dan membiarkan apa yang terjadi diantara anda dan jiwa anda. Tetapi ketika anda benar maka Allah akan selalu menuntun(Ibnul Qayyim Al–Jauziyah). Seorang hamba itu selalu berada diantara sesat dan benar. Bahkan dalam satu jam seorang hamba bisa berada dalam keadaan kedua-duanya. Hamba yang taat dan membuat-Nya ridho, maka Allah-pun berterima kasih kepada hamba-Nya dengan dengan cara menurunkan pertolongan-Nya.

Sebaliknya, kepada hamba yang durhaka dan menentang-Nya, maka Allah marah dan mengabaikan dan membiarkannya. Ketika hamba mampu mencerna semua ini dan memberikan hak Allah sesuai porsinya, maka ia akan memahami betapa ia sangat membutuhkan pertolongan Allah dalam setiap hembusan nafasnya, setiap detik dan setiap kerdipan mata.

Hamba juga akan memahami bahwa keimanan dan tauhidnya ada ditangan Allah. Seandainya Allah membiarkannya sekejap saja maka singgasana tauhidnya akan roboh dan langit keimanannya akan runtuh menimpa bumi. Hamba juga akan memahami bahwa Dzat yang melindungi keimanannya adalah Dzat yang menjaga langit supaya tidak runtuh jatuh menimpa bumi, kecuali dengan seizin-Nya.

`Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula didalamnya) untukmu sungai-sungai`(71:Nuh:10~12). `Barangsiapa memperbanyak istighfar niscaya Allah akan memberikan jalan keluar untuk setiap kecemasan dan akan membukakan pintu keluar dari setiap kesempitan(Al Hadits). Salah satu sebab ketenangan hati dan pikiran adalah beristighfar kepada Dzat yang memiliki keagungan. Banyak hal yang dianggap berbahaya justru mendatangkan manfaat. Setiap qadha pada dasarnya baik, walau terkadang dimulai dengan kemaksiatan yaitu kemaksiatan yang dibarengi dengan taubat dan penyesalan dan kesadaran. `Allah tidak memberlakukan sebuah qadha kepada hamba-Nya kecuali itu menjadi sebuah kebaikan baginya`(Al Hadits). `Tahun-tahun berlalu bersama kebahagiaan dan kesenangannya ; Karena telalu singkatnya, tahun-tahun itu seperti hitungan hari ; Kemudian datang hari-hari susah ; Seakan-akan hari-hari itu tahun-tahun yang lama karena panjangnya ; Kemudian masa-masa itu lenyap bersama dengan manusia ; Masa-masa itu dan manusia-manusia itu tak ubahnya mimpi` (Abu Tamam). (`Aidh Al-Qarni)

Siapapun yang berada ditempat tidurnya, hisablah dirimu atas apa yang dilakukan hari ini, apabila telah melakukan perbuatan baik, maka harus bersyukur dan memuji Allah atas karunia-Nya, dan apabila telah berbuat buruk, maka bersegeralah memohon ampunan kepada-Nya, dan jika lalai dalam ampunan, maka dapat di ibaratkan sebagai pedagang yang membelanjakan harta tanpa pernah menghitungnya, sehingga akan bangkrut tanpa disadarinya. (Pustaka)

Raih dan capailah pintu taubat selama pintu itu terbuka bagimu, karena dalam waktu dekat pintu itu akan tertutup. Raihlah kebaikan selama mampu melakukannya dan masuklah kedalamnya dengan membawa hati yang bertaubat, kemudian berlarilah kepintu doamu karena pintu itu ada untukmu. Janganlah putus asa dari rahmat Allah, karena sesuatu yang sedikit namun mencukupi, itu lebih baik daripada sesuatu yang banyak tetapi melalaikannya. Itulah bukti bahwa kebaikan tidak akan rusak dan dosa tidak akan dilupakan. (Pustaka)

Jangan lalai dari memohon ampunan setiap saat kepada Allah, dimana kezaliman yang tidak diampuni Allah adalah syirik, kezaliman yang tidak akan dibiarkan tanpa ditanyai adalah kezaliman yang dilakukan terhadap hamba Allah lainnya dan kezaliman yang diampuni tanpa ditanyai adalah kezaliman atas dirinya sendiri dengan dosa-dosa kecilnya. (Pustaka)

Mohonlah ampunan-Nya dan memohonlah dengan penuh kerendahan diri dihadapan-Nya. Carilah sebab musabab mengapa kita tidak sanggup melaksanakan perintah-Nya. Mungkin saja kita tidak sanggup melaksanakan perintah itu karena berprasangka buruk kepada-Nya atau kita terlalu bangga kepada diri kita sendiri atau kita terlalu yakin pada daya dan upaya diri kita sendiri, yang berarti kita telah menyekutukan-Nya dengan daya upaya diri kita. (Pustaka)

Apakah orang-orang yang masih muda menunggu hingga bungkuk dihari tua, dan orang-orang yang menikmati tubuh sehatnya menunggu hingga sakit-sakitan dan orang-orang yang masih hidup menunggu hingga saat kematian dan apabila waktu itu tiba, para kerabat hanya dapat menolong mengubah posisi tubuhnya dipembaringannya, dapatkah saat itu sanak saudara menghentikan kematian?, atau dapatkah para wanita yang berkabung membawa perbaikan?, bahkan jasad akan ditinggalkan sendiri terkurung diliang yang terbatas pada sudut sempit dan pada waktunya seluruh kulit dirobek-robek oleh serangga bumi, tubuh yang bugar hancur dan membusuk, tulang-tulang telah menjadi lapuk, roh terbebani oleh beratnya dosa, maka amal baik tidak dapat ditambah dan kejahatan tidak dapat ditebus kembali dengan bertaubat. (Pustaka)

Bukankah engkau tahu bahwa Allah mengetahui apa yang tersembunyi didalam dada semua manusia dialam ini?, apakah engkau tidak malu kepada Allah?, lisanmu ber-taubat tetapi hatimu ingkar kepada-Nya. Janganlah menipu kemurahan hati Allah, karena siksa-Nya amat pedih. Jangan samakan ulama yang bodoh dengan Allah, mereka hanya pandai dengan hukum Allah, tetapi tidak mengerti akan Allah. Mereka memerintahkan manusia sementara mereka tidak melakukannya, mereka mencegah manusia tetapi tidak mencegah dirinya sendiri, mereka hanya menampakkan kedurhakaan dan kesalahan-kesalahan manusia-manusia lain. (Pustaka)

Jika penyembahanmu dilampiri dengan taubatmu, maka Allah akan mencintaimu dan mengokohkan kecintaan-Nya dihatimu, mendekatkanmu dengan-Nya tanpa kesulitan dan Allah menyiapkan sahabat-sahabat yang terbaik bagimu (Shiddiqin, Syuhada dan Shalihin), sehingga engkau menjadi orang yang diridhoi-Nya dalam segala keadaan. Kendati bumi serasa sempit bagimu, maka Allah akan melapangkannya bagimu. Walau semua pintu terkunci bagimu, kalau engkau bersabar dan engkau tidak marah kepada-Nya, maka engkaulah orang yang paling beruntung disisi-Nya. (Pustaka)

Akuilah kekurangan kita dihadapan-Nya maka Dia akan menolong kita dengan kesempurnaan sifat-sifat-Nya. Akuilah kehinaan kita dihadapan-Nya maka Dia akan menolong kita dengan kemuliaan-Nya. Akuilah kelalaian kita dihadapan-Nya maka Dia akan menolong kita dengan ampunan-Nya. Akuilah kelemahan kita dihadapan-Nya maka Dia akan menolong kita dengan daya dan kekuatan-Nya. (Pustaka)

Engkau tidak diciptakan hanya untuk permainan dan engkau tidak diciptakan hanya untuk makan, minum, tidur dan memenuhi nafsu syahwat. Bangkitlah wahai pelalai kewajiban, arahkan hati dengan melangkah kepada-Nya maka cinta-Nya akan melangkah kearahmu, pertemuanNya denganmu sangat menggembirakan-Nya dan kegembiraan-Nya lebih gembira dari orang yang kehilangan sesuatu kemudian menemukannya, lebih gembira dari orang yang kehausan yang menemukan air minum dan lebih gembira dari seorang wanita yang mandul yang dapat melahirkan anak. (Pustaka)

Idul fitri bukanlah bagi orang yang berpakaian baru, tetapi bagi orang yang aman dari ancaman Allah. Idul fitri bukan bagi pemakai wangi-wangian, tetapi bagi orang yang bertaubat dan memperbaiki diri. Idul fitri bukan bagi orang yang datang kemudian pergi dengan pemberian, tapi bagi orang yang meninggalkan kesalahan. (Pustaka)

Fiqhislam.com

*** KEMUDAHAN DAN KESULITAN ***




Jangan perdulikan dimana kita ditempatkan, pada kesulitan atau kemudahan. Sesungguhnya kewajiban terhadap-Nya dalam kesulitan adalah ridho, sedangkan dalam kemudahan adalah syukur. Apalah artinya jika kemudahan itu hanya didapat dengan cara yang buruk. Ketika kesempitan sampai pada puncaknya maka saat itulah datang kelapangan dan ketika musibah telah menyempitkan tenggorokan maka saat itulah datang kemudahan. (Ali bin Abi Thalib r.a)

Rasulullah Saw bersabda: Barangsiapa mendapat nikmat, hendaknya ia memuji (bersyukur) kepada Allah, barangsiapa merasakan rezekinya datang terlambat, hendaknya ia meminta ampun kepada Allah, barangsiapa merasa duka cita karena sesuatu perkara, hendaklah ia mengucapkan: `Tiada Daya Dan Tiada Kekuatan Kecuali Dengan Pertolongan Allah` [HR. Ali KW]

Rasulullah Saw bersabda: Ada tiga perkara yang menyelamatkan. yaitu : takut kepada Allah dalam keadaan sembunyi atau terang-terangan, bersikap adil, baik dalam keadaan ridho atau keadaan marah, baik dalam keadaan miskin maupun kaya [HR. Abusy Syekh]

Rasulullah Saw bersabda: Ada tiga perkara, barangsiapa ketiga perkara ada dalam dirinya niscaya Allah menempatkannya dibawah naungan-Nya dan Dia mencurahkan rahmat kepadanya serta memasukkannya kedalam Surga, yaitu: apabila diberi ia bersyukur, apabila diberi ia mampu membalas, apabila marah ia sanggup menahan diri [HR. Baihaqi]

Rasulullah Saw bersabda: Tanda orang munafik ada tiga, yaitu apabila berbicara dusta, berjanji ingkar, dipercaya khianat [HR. Syaikhan]

Rasulullah Saw bersabda: Sesungguhnya Allah SWT menurunkan pertolongan sesuai dengan kadar yang diperlukan, dan Dia menurunkan kesabaran sesuai dengan kadar cobaan [HR. Ibnu ’Addi]

Rasulullah Saw bersabda: Apabila Allah mencintai seorang hamba, maka Allah memberinya cobaan supaya Allah mendengar tadharru'-nya (rintihan meminta kepada-Nya) [HR. Baihaqi].

Dan jika kamu bersyukur, niscaya Dia meridhoi bagimu kesyukuranmu itu [39:Az Zumar:7]

Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya’ (dengan shalat) dihadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali [04:An Nisaa’:142]

Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, (*)sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. (*)maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, (*)dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap [94:Alam Nasyrah:5~8]

Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya [02:Al Baqarah:286]

Sesungguhnya Aku memberi balasan kepada mereka dihari ini karena kesabaran mereka, sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang menang [23:Al Mu’minuun:111]

Setelah lapar ada kenyang, setelah haus ada kepuasan, setelah sakit ada kesembuhan, dalam kesesatan akan datang petunjuk, dalam kesulitan akan ada kemudahan, dalam kegelapan akan terang benderang.

`Mudah-mudahan Allah akan mendatangkan kemenangan (kepada Rasul-Nya), atau sesuatu keputusan dari sisi-Nya`(05:Al Maaidah:52). Sampaikan kabar kepada kegelapan malam, bahwa sang fajar pasti datang mengusirnya dari puncak-puncak gunung, dari dasar-dasar lembah; kepada orang yang dilanda kesulitan bahwa pertolongan akan datang secepat kelebatan cahaya dan kerdipan mata; kepada orang yang tertindas bahwa kelembutan dan dekapan hangat akan segera datang.

Setiap tangisan akan berujung dengan senyuman, ketakutan akan berakhir dengan rasa aman, dan kegelisahan akan sirna oleh kedamaian. Kobaran api tidak mampu membakar Nabi Ibrahim as, dan itu karena pertolongan Allah yang berfirman: `Hai api menjadi dinginlah dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim`(21:Al Anbiyaa’:69). Lautan luas tidak kuasa menenggelamkan Nabi Musa as, itu tak lain karena suara agung telah bertitah: `Sekali-kali tidak akan tersusul, sesungguhnya Tuhanku besertaku, kelak Dia akan memberi petunjuk kepadaku`(26:Asy Syu’araa:62). Mereka yang terperangkap pada kondisi yang sangat kelam umumnya hanya akan merasakan kesusahan, kesengsaraan dan keputus asaan dalam hidup. Itu karena mereka hanya menatap dinding-dinding kamar, pintu-pintu rumah mereka saja.

Padahal, mereka seharusnya menembuskan pandangan sampai ke belakang tabir dan berpikir labih jauh tentang hal-hal yang berada diluar pagar rumah mereka. Maka, jangan pernah merasa terhimpit, karena setiap keadaan pasti berubah seperti layaknya awan yang bergeser.

Dan sebaik-baik ibadah adalah menanti kemudahan dengan sabar. Betapapun, hari demi hari akan terus bergulir, tahun demi tahun akan selalu berganti, malam demi malam silih berganti. Meskipun demikian, Sang Maha Pencipta tidak akan dan pernah berubah dengan sifat-sifat-Nya yang sempurna.

Dan Allah akan menciptakan sesuatu yang baru yaitu kemudahan-kemudahan dibalik segala kesulitan. Jangan resah dengan musibah-musibah yang menimpa dan jangan mengeluh dengan kegetiran-kegetiran yang datang bertubi-tubi. `Sesungguhnya Allah jika mencintai suatu kaum maka Dia akan mendatangkan cobaan kepada mereka dan barangsiapa yang rela dengan ujian itu maka dia akan memperoleh kerelaan-Nya, dan barangsiapa membencinya maka dia akan memperoleh kebencian-Nya`(Al Hadits). (`Aidh Al-Qarni)

Jangan menyesali apa yang menimpa diri kita didunia, karena dunia telah ditetapkan sebagai tempat ujian/cobaan yang berupa kerisauan, kesulitan dan bencana. Maka sudah selayaknya dunia menyambut manusia dengan kerisauan, kesulitan dan bencana. Dan tanda lulusnya seorang hamba dari ujian/cobaan Allah ialah menyerahnya seseorang kepada-Nya sebelum perbuatan itu dimulai. (Pustaka)

Orang beriman identik dengan kehidupan, sementara orang munafik identik dengan kematian. Seorang yang beriman akan beramal karena Allah, sedang orang munafik akan beramal untuk manusia dengan mengharapkan pujian atas amal yang diperbuatnya. Amal orang beriman akan dilakukan dengan ikhlas, sementara amal orang munafik dilakukan pada saat ramai, amalnya adalah ketika ia dapat kemudahan tetapi ketika mendapat kesulitan ia tidak beramal. Ke-Islamannya hanyalah untuk menyelamatkan dirinya dan hartanya, sementara shalat, puasa dan ilmunya tidak berguna ketika ia dalam kesendiriannya maka yang asli baginya hanyalah kekufurannya. (Pustaka)

Kesulitan bukan berarti kita sudahi dengan berputus asa. Pastikan bahwa kita akan mengenal diri kita lebih baik dan mengenal kemampuan kita lebih maksimal didalam menghadapi kesulitan. Dan jangan melakukan sesuatu tanpa ilmu dan tanpa tahu kebenaran. (Pustaka)

Orang-orang beriman mempunyai banyak kendaraan. Jika mereka ditimpa kesulitan maka kendaraannya adalah sabar. jika mereka diberi nikmat kendaraannya adalah syukur. Jika mereka mengingat hukum-hukum Allah maka kendaraannya adalah ridho. Jika hawa nafsu mengajak pada suatu keburukan maka kendaraan mereka adalah umur, karena sisa umur lebih sedikit daripada yang telah berlalu. (Pustaka)

Al-Qur’an adalah penasehat yang tidak pernah menipu, pemberi petunjuk yang tidak pernah menyesatkan dan periwayat yang tidak pernah berbicara dusta. Penggunanya akan mencapai suatu tambahan dan pengurangan, penambahannya adalah petunjuk baginya dan pengurangannya adalah kebutaan hatinya. Pertolongan dari kesulitan, obat dari penyakit hati yaitu kemunafikan, kekafiran, kedurhakaan dan kesesatan. Al-Qur’an adalah pemberi syafa'at yang syafa'atnya akan diterima dan pembicara yang terpuji. (Pustaka)

Fiqhislam.com

Jumat, 06 Agustus 2010

~*~ Menyambut Bulan Suci Ramadhan ~*~


Segala puji bagi Allah, Rabb alam semesta. Shalawat dan salam kepada nabi dan rasul yang paling mulia, Muhammad bin ‘Abdillah, serta kepada keluarga dan para sahabatnya. Amma ba’du,

Tulisan ini ditujukan untuk semua muslim yang akan bertemu dengan bulan Ramadhan dalam keadaan sehat wal afiat, agar dapat memanfaatkan bulan tersebut dalam ketaatan pada Allah Ta’ala. Semoga melalui tulisan ini dapat menjadi sarana untuk membangkitkan semangat di dalam jiwa seorang mu’min dalam beribadah kepada Allah di bulan yg mulia ini. Maka penulis memohon kepada Allah Ta’ala agar diberikan taufik dan jalan yang lurus serta menjadikan amal ini ikhlas hanya karena mengharap WajahNya Yang Mulia semata. Dan semoga Allah mencurahkan shalawat atas junjungan kita, Muhammad, dan kepada keluarganya serta seluruh sahabatnya.

Bagaimanakah Seharusnya Kita Menyambut Ramadhan?

Pertanyaan: Apa saja cara-cara yang benar untuk menyambut bulan yang mulia ini?

Seorang muslim seharusnya tidak lalai terhadap momen-momen untuk beribadah, bahkan seharusnya ia termasuk orang yang berlomba-lomba dan bersaing (untuk mendapatkan kebaikan) didalamnya. Allah Ta’ala berfirman,

وَفِي ذَلِكَ فَلْيَتَنَافَسِ الْمُتَنَافِسُونَ )المطففين : 26)

“Dan untuk yang demikian itu hendaknya orang berloma-lomba.” (QS. Al-Muthaffifiin:26)

Maka bersemangatlah wahai saudara-saudara muslim dalam menyambut Ramadhan dengan cara-cara yang benar sebagaimana berikut ini:

1. Berdo’a agar Allah mempertemukan dengan bulan Ramadhan dalam keadaan sehat dan kuat, serta dalam keadaan bersemangat beribadah kepada Allah, seperti ibadah puasa, sholat dan dzikir.

Telah diriwayatkan dari Anas bin Malik radhiyallahu’anhu, bahwa dia berkata, adalah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam apabila memasuki bulan Rajab, beliau berdoa,

اللهم بارك لنا في رجب وشعبان وبلغنا رمضان

“Ya Allah berkahilah kami di bulan Rajab dan Sya’ban serta pertemukanlah kami dengan Ramadhan.” (HR. Ahmad dan Ath-Thabrani)
Catatan: Syaikh Al-Albani rahimahullah mendhaifkan hadits ini dalam kitab Dha’if al-Jaami‘ (4395) dan tidak mengomentarinya dalam kitab Al-Misykaah.

Demikian juga generasi terbaik terdahulu (as-salaf ash-shalih) berdoa agar Allah menyampaikan mereka pada bulan Ramadhan dan menerima amal-amal mereka.

Maka apabila telah tampak hilal bulan Ramadhan, berdoalah pada Allah:

الله أكبر اللهم أهله علينا بالأمن والإيمان والسلامة والإسلام , والتوفيق لما تحب وترضى ربي وربك الله

“Allah Maha Besar, ya Allah terbitkanlah bulan sabit itu untuk kami dengan aman dan dalam keimanan, dengan penuh keselamatan dan dalam keislaman, dengan taufik agar kami melakukan yang disukai dan diridhai oleh Rabbku dan Rabbmu, yaitu Allah.” (HR. At-Tirmidzi dan Ad-Darimi, dishahihkan oleh Ibnu Hayyan)

2. Bersyukur pada Allah dan memuji-Nya atas dipertemukannya dengan bulan Ramadhan.

Imam An-Nawawi rahimahullah berkata dalam kitabnya Al-Adzkaar,

“Ketahuilah, dianjurkan bagi siapa saja yang mendapatkan suatu nikmat atau dihindarkan dari kemurkaan Allah, untuk bersujud syukur kepada Allah Ta’ala, atau memuji Allah (sesuai dengan apa yg telah diberikan-Nya).”

Dan sesungguhnya di antara nikmat yang paling besar dari Allah atas seorang hamba adalah taufiq untuk melaksanakan ketaatan. Selain dipertemukan dengan bulan Ramadhan, nikmat agung lainnya adalah berupa kesehatan yang baik. Maka ini pun menuntut untuk bersyukur dan memuji Allah Sang Pemberi Nikmat lagi Pemberi Keutamaan dengan nikmat tersebut. Segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak dan pantas bagi keagungan Wajah-Nya dan keagungan kekuasaan-Nya.

3. Bergembira dan berbahagia dengan datangnya bulan Ramadhan.

Telah ada contoh dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa beliau dahulu memberi berita gembira pada para sahabatnya dengan kedatangan Ramadhan. Beliau bersabda,

جاءكم شهر رمضان, شهر رمضان شهر مبارك كتب الله عليكم صيامه فيه تفتح أبواب الجنان وتغلق فيه أبواب الجحيم… الحديث

“Telah datang pada kalian bulan Ramadhan, bulan Ramadhan bulan yang diberkahi, Allah telah mewajibkan atas kalian untuk berpuasa didalamnya. Pada bulan itu dibukakan pintu-pintu surga serta ditutup pintu-pintu neraka….” (HR. Ahmad)

Dan sungguh demikian pula as-salaf ash-shalih dari kalangan sahabat dan tabi’in, mereka sangat perhatian dengan bulan Ramadhan dan bergembira dengan kedatangannya. Maka kebahagiaan manakah yang lebih agung dibandingkan dengan berita dekatnya bulan Ramadhan, moment untuk melakukan kebaikan serta diturunkannya rahmat?

4. Bertekad serta membuat program agar memperoleh kebaikan yang banyak di bulan Ramadhan.

Kebanyakan dari manusia, bahkan dari kalangan yang berkomitmen untuk agama ini (beragama Islam), membuat program yang sangat serius untuk urusan dunia mereka, akan tetapi sangat sedikit dari mereka yang membuat program sedemikian bagusnya untuk urusan akhirat. Hal ini dikarenakan kurangnya kesadaran terhadap tugas seorang mu’min dalam hidup ini, dan lupa atau bahkan melupakan bahwa seorang muslim memiliki kesempatan yang banyak untuk dekat dengan Allah untuk mendidik jiwanya sehingga ia bisa lebih kokoh dalam ibadah.

Di antara program akhirat adalah program menyibukkan diri di bulan Ramadhan dengan ketaatan dan ibadah. Seharusnya seorang muslim membuat rencana-rencana amal yang akan dikerjakan pada siang dan malam Ramadhan. Dan tulisan yang anda baca ini, membantu anda untuk meraih pahala Ramadhan melalui ketaatan pada-Nya, dengan ijin Allah Ta’ala.

5. Bertekad dengan sungguh-sungguh untuk memperoleh pahala di bulan Ramadhan serta menyusun waktunya (membuat jadwal) untuk beramal shalih.

Barangsiapa yang menepati janjinya pada Allah maka Allah pun akan menepati janji-Nya serta menolongnya untuk taat dan memudahkan baginya jalan kebaikan. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman,

فَلَوْ صَدَقُوا اللَّهَ لَكَانَ خَيْراً لَهُمْ )محمد : 21(

“Maka seandainya mereka benar-benar beriman pada Allah, maka sungguh itu lebih baik bagi mereka.” (QS. Muhammad:21)

6. Berbekal ilmu dan pemahaman terhadap hukum-hukum di bulan Ramadhan.

Wajib atas seorang yang beriman untuk beribadah kepada Allah dilandasi dengan ilmu, dan tidak ada alasan untuk tidak mengetahui kewajiban-kewajiban yang diwajibkan Allah atas hamba-hamba-Nya. Di antara kewajiban itu adalah puasa di bulan Ramadhan. Sudah sepantasnya bagi seorang muslim belajar untuk mengetahui perkara-perkara puasa serta hukum-hukumnya sebelum ia melaksanakannya (sebelum datang bulan Ramadhan), agar puasanya sah dan diterima Allah Ta’ala.

فَاسْأَلوا أَهْلَ الذِّكْرِ إِنْ كُنْتُمْ لا تَعْلَمُونَ) الأنبياء :7(

“Maka bertanyalah pada orang-orang yang berilmu jika kalian tidak mengetahui.” (QS. Al-Anbiya’:7)

7. Wajib pula bertekad untuk meninggalkan dosa-dosa dan kejelekan, serta bertaubat dengan sungguh-sungguh dari seluruh dosa, berhenti melakukannya serta tidak mengulanginya lagi.

Karena bulan Ramadhan adalah bulan taubat. Barangsiapa yang tidak bertaubat di dalamnya, maka kapankah lagi ia akan bertaubat? Allah Ta’ala berfirman,

وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعاً أَيُّهَا الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ ) النور : 31(

“Dan bertaubatlah kalian semua kepada Allah, wahai orang-orang yang beriman, agar kalian beruntung.” (QS. An-Nur: 31)

8. Mempersiapkan jasmani dan rohani dengan membaca dan menelaah buku-buku serta tulisan-tulisan, serta mendengarkan ceramah-ceramah islamiyah yang menjelaskan tentang puasa dan hukum-hukumnya, agar jiwa siap untuk melaksanakan ketaatan di bulan Ramadhan.

Demikian pulalah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mempersiapkan jiwa-jiwa para sahabat untuk memanfaatkan bulan ini. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sempat bersabda pada akhir bulan Sya’ban,

جاءكم شهر رمضان … إلخ الحديث

“Telah datang pada kalian bulan Ramadhan…(sampai akhir hadits).” (HR. Ahmad dan An-Nasa’i).[1]

9. Mempersiapkan dengan baik untuk berdakwah kepada Allah Ta’ala di bulan Ramadhan, melalui:

Menghadiri pertemuan-pertemuan serta bimbingan-bimbingan dan menyimaknya dengan baik agar dapat disampaikan di masjid di daerah tempat tinggal.
Menyebarkan buku-buku kecil, tulisan-tulisan serta nasehat-nasehat tentang hukum yang berkaitan dengan Ramadhan kepada orang-orang yang shalat serta masyarakat sekitar.
Menyiapkan “hadiah Ramadhan” sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Hadiah tersebut dapat berupa paket yang didalamnya terdapat kaset-kaset dan buku kecil, yang kemudian pada paket tersebut dituliskan “hadiah Ramadhan”.
Memuliakan fakir dan miskin dengan memberi sedekah serta zakat untuk mereka.

10.Menyambut Ramadhan dengan membuka lembaran putih yang baru, yang akan diisi dengan:

Taubat sebenar-benarnya kepada Allah Ta’ala.
Ta’at pada perintah Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam serta meninggalkan apa yang dilarangnya.
Berbuat baik kepada kedua orang tua, kerabat, saudara, istri atau suami serta anak-anak.
Berbuat baik kepada masyarakat sekitar agar menjadi hamba yang shalih serta bermanfaat. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

أفضل الناس أنفعهم للناس

“Seutama-utama manuia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya.”[2]

Demikianlah seharusnya seorang muslim menyambut Ramadhan, seperti tanah kering yang menyambut hujan, seperti si sakit yang membutuhkan dokter untuk mengobatinya dan seperti seseorang yang menanti kekasihnya.

“Ya Allah pertemukanlah kami dengan bulan Ramadhan dan terimalah amalan kami sesungguhnya Engkau Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”

Khalid bin ‘Abdirrahman ad-Durwaisy

Sumber: http://saaid.net/mktarat/ramadan/22.htm


[1] Hal ini disebutkan dalam Lathoif Al Ma’arif (kitab karya Ibnu Rajab Al-Hambali-ed).
[2] Dalam lafadz lain disebutkan,

أحب الناس إلى الله أنفعهم للناس

“Manusia yang paling dicintai Allah adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya.” (Hadits shahih dishahihkan Syaikh Al-Bani dalam Al-Hadits Ash-Shahihah No.906 -red)

Penerjemah: Ummu Ahmad Juwita Laila Ramadhan
Murojaah: Abu Rumaysho Muhammad Abduh Tuasikal
Artikel www.muslimah.or.id