Jumat, 19 Agustus 2011

~**~ Indahnya Islam ~**~





Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya'qub. (Ibrahim berkata): "Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam". ( Q.S. Al- Baqarah 132 )


Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam. ( Q.S. Al-Imran 102 )



Pengertian Islam


" Islam ialah berserah diri kepada Allah dengan cara mentauhidkan_Nya , tunduk patuh dengan keta'atan , dan berlepas diri dari syirik dan pelaku syirik " .


Keistimewaan Islam


1. Islam bukan nama orang dan tempat ,


Pada umumnya , agama - agama besar di dunia memilih nama disandarkan pada nama pendiri agama itu atau pada suku bangsa di mana agama itu lahir .


a. Agama Hindhu


Keterangan : Kumpulan dari macam - macam agama di india .


b. Agama Budha


Keterangan : Mengambil nama pendirinya , Budha Gautama .


c. Agama Yahudi


Keterangan : Diambil dari putra Nabi Ya'qub , Yahuda / Yudea .


d.Agama Konghucu


Keterangan : Diambil dari nama tokohnya , Kong Foe Tse .


e. Agama Kristen


Keterangan : Diambil dari nama pengajarnya , Yesus Kristus .


f. Agama Nasrani


Keterangan : Diambil dari nama kelahiran Yesus , Nazaret .


g. Agama Islam


Keterangan : Allah yang memberi nama :


Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab [189] kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya. ( Q.S. Al-Imran 19 )


2. Islam menghapus seluruh dosa dan kesalahan bagi orang kafir yang masuk islam .


" Katakanlah kepada orang-orang yang kafir itu : "Jika mereka berhenti (dari kekafirannya), niscaya Allah akan mengampuni mereka tentang dosa-dosa mereka yang sudah lalu; dan jika mereka kembali lagi sesungguhnya akan berlaku (kepada mereka) sunnah (Allah tenhadap) orang-orang dahulu ". ( Q.S. Al-Anfaal 38 )


3. Islam tetap menghimpun semua amal kebaikan yang pernah di lakukan oleh seseorang , mulai ia masih kafir sampai ia masuk islam .


4. Islam menjadi sebab terhindarnya seseorang dari siksa neraka .


" ... Tidak akan dapat masuk syurga melainkan jiwa yang muslim... " . ( Shahih Muslim , Shahih Bukhori )


5. Rasul menjamin keberuntungan bagi orang yang memeluk agama islam .


" Sungguh amat beruntunglah orang yang Islam... " ( Shahih Muslim )


6. Suatu amal shalih yang sedikit , diberi ganjaran pahala yang melimpah dengan sebab masuk Islam .


7. Islam tidak menantang , juga tidak ditantang .


" Atau (patutkah) mereka mengatakan "Muhammad membuat-buatnya." Katakanlah: "(Kalau benar yang kamu katakan itu), maka cobalah datangkan sebuah surat seumpamanya dan panggillah siapa-siapa yang dapat kamu panggil (untuk membuatnya) selain Allah, jika kamu orang yang benar . "( Q.S. Yunus 38 )


8. Islam adalah agama wahyu / dalil.


Banyak sekali ayat di dalam al Qur'an yang menjelaskan kepada kita bahwa agama yang di bawa oleh Nabi Muhammad adalah penuh dalil bukan opini .


salah satu diantaranya adalah banyak ayat sebagai jawaban atas pertanyaan umat waktu itu , yaitu :

Q.S. al Baqarah (2) , 189 , 215 , 217 , 219 , 222 , Q.S. al Anfaal (8) , 1 , Q.S. al Israa' ( 17 ) , 85 dll .


9. Hukum Islam berlaku untuk semua lapisan umat .


10. Kisah dan sejarah di dalamnya adalah benar .


" Sesungguhnya ini adalah kisah yang benar, dan tak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Allah; dan sesungguhnya Allah, Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana . " ( Q.S. al 'Imran 62 )


Tidak ada satupun ahli sejarah di dunia mampu menyalahkan sejarah yang ada dalam Al Qur'an maupun sunnah yang shahih . semuanya benar , padahal tidak sedikit sejarah yang di muat menceritakan kehidupan umat masa lalu , yang sulit kita cari kebenarannya di kitab lain .


11. Islam menghapus agama samawi yang lain .


" Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu)daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi. " ( Q.S. al 'Imran 85 )


12. Allah menetapkan bahwa islam telah sempurna .


" Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah , daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala. Dan (diharamkan juga) mengundi nasib dengan anak panah , (mengundi nasib dengan anak panah itu) adalah kefasikan. Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu ni'mat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. Maka barang siapa terpaksa [398] karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. " ( Q.S. Al-Maidah 3 )


13. Islam menghendaki kemudahan dan menurut kemampuan .


" (Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur. " ( Q.S. al Baqarah 185 )


14. Tidak di hukum bagi orang yang khilaf atau lupa .


" Panggilah mereka (anak-anak angkat itu) dengan (memakai) nama bapak-bapak mereka; itulah yang lebih adil pada sisi Allah, dan jika kamu tidak mengetahui bapak-bapak mereka, maka (panggilah mereka sebagai) saudara-saudaramu seagama dan maula-maulamu. Dan tidak ada dosa atasmu terhadap apa yang kamu khilaf padanya, tetapi (yang ada dosanya) apa yang disengaja oleh hatimu. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. " ( Q.S. al Ahzab 3)


" Diangkat ( pena ) dari umatku yang disebabkan oleh kekeliruan , lupa , dan sesuatu yang di paksakan kepadanya . "

( Shahih Jami'ush Shaghir )



15. Islam membahas semua urusan , baik permasalahan duniawi maupun ukhrawi .


16. Islam untuk semua umat .


" Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam. " ( Q.S. al Anbiya' 107 )


Dari sahabat Jabir bin Abdullah katanya Rasulullah pernah bersabda :

"... nabi-nabi sebelumku di utus khusus untuk kaumnya saja , sedangkan aku di utus untuk manusia seluruhnya... " ( Shahih Bukhori ) .


Ustadz Dilib



~**~ Jihad cinta buat-Mu ya Rabb... ~**~


CINTA ..

Andai saja kau bisa merasa getaran HATIku,

Kau akan tahu betapa aku sangat merinduimu ..

Andai saja kau bisa menadah air mataku,

Kau akan tahu betapa aku takut kehilanganmu ..

Andai saja kau JAUH dari diriku,

Kau akan lihat betapa kosongnya hidupku ..

Andai saja kau HILANG dariku ..

Berjuta nyawa pun tak mampu menghidupkan JIWAku!


Cinta ..

Jatuhnya aku di kekuatan cinta tanpa melihatmu ..

Butanya aku pada dugaan yang menguji kasihku ..

Biar nyawa jadi taruhan asalkan cinta ini dipertahankan ..

Biar harta dan jasad tewas ..

Karena cinta ini yang ku damba!


Cinta ..

Menyebut namamu takkan pernah jemu ..

Mengingatimu takkan pernah lupa ..

Memujimu takkan pernah rapuh ..

Janjimu selalu teguh ..

Cinta sehidup dan setelah mati ..

Cinta yang selalu bahagia walau derita ..

Aku mencintai sesuatu karena cinta itu!

Aku hidup karena cinta itu!

AKu mati karena cinta itu!


Cukup bagiku cintamu ..

Itulah pelindung yang memeliharaku ..

Itulah ketenangan yang menentramkan aku ..

Itulah kebahagiaan yang menyinariku ..


Engkau yang selalu ada ..

Engkau yang selalu bersama ..

Saat suka dan duka ..

Aku cinta padamu ..

Aku cinta pada takdirmu ..

Aku cinta pada jalanmu ..


Atas nama cinta ..

"Aku bersaksi tiada Tuhan selain Allah, dan Muhammad itu utusan Allah .."

Atas nafas cinta ...

Subhanallah ..

Alhamdulillah ..

Allahu Akbar ..

Jihad cinta buatMu ya Rabb ...

Pelihara nadiku untuk selalu mengingat Mu..

Pelihara hatiku untuk selalu beriman padaMu ..


Pilihanku ..

Bukannya pada paras yang menawan hati ..

Karena cintaku bukan pada pandangan semata ..

Takut jika diwarnai kegelapan ..

Kita buta hilang arah ..


Pilihanku ..

Bukannya pada manis tutur kata bermadah ..

Karena cintaku bukan pada janji yang merajalela ..

Andainya suara dikaburi fitnah,

Kita rebah tidak berdaya ..


Pilihanku ..

Bukan pada harta dunia,

Karena cintaku bukan ternilai dengan harga ..

Khawatir kemewahan membawa leka ..

Menghilangkan cinta kita padaNya ..

Lalu dimanakah bahagia?


Pilihanku itu ..

seorang yang buta ..

Buta menilai paras rupa ..

Sesungguhnya syahadahnya menggegar seluruh jiwaku ..

Keikhlasannya melakar cinta yang diredha ..

Tongkatnya pada akidah yang menyinari jalur bahagia


Pilihanku itu ...

Seorang yang bisu ..

Bisu mengungkapkan janji yang tidak pasti ..

Karena harapan disandarkan pada Illahi ..

Pendiriannya menusuk nurani udara ..

Bait-bait kesyukurannya lahir pada sujud seorang hamba


Pilihanku itu ..

Seorang yang papa dan hina ...

Papa dengan diri yang mengubur

Hina karena sederhana ..

Iman membujuk jiwanya ..

Cintanya pada agama mengikat tali ukhwah ..

Lalu disimpul teguh pada tiang pernikahan ..


Pilihan kami ..

Pada agama yang memelihara

Pada Syahadah yang mengiringi

Pada Alquran yang membimbing ..


Biar ..

Cinta kami pada maha Menyintai ..

Karena janjiNya yang pasti

Cinta kami pada kekasih Illahi

karena menunjukkan jalan bahagia yang hakiki

Kasih istri pada cinta yang diberi ..

Biarlah sampai ke akhirat nanti ...

karena yang sebenarnya ku inginkan padanya ..

Bukan cuma kekasih duniawi ..

Tapi teman menuju surgawi ..


'Banyak yang menemukan cinta tetapi tertipu olehnya,

Banyak yang kecewa karena cinta dan putus asa pada rahmat-Nya,

Banyak yang membenci cinta dan membenci nyawanya. '


"Cinta yang dicari tanpa melalui Pencipta adalah cinta yang tiada batasnya. Cinta tidak terbatas hanya cinta sekadar hiburan. Hiburan yang bukan hanya melalaikan jiwa, menggelapkan hati malah buta pada Pencipta. Bila musibah melanda, mulai salahkan Tuhan karena tidak menyadari dari leka. Hati kita yang lemah, selalu digodai nafsu, sebab itu kita kena berpegang pada sandaran kokoh, Allah SWT. Adanya iman .. apapun tantangan kita tetap bisa maju. InsyaAllah. "


"Bukanlah waktu 'derita' Lia .. tapi waktu yang terlalu berharga. Airmata yang menangis buat Pencipta, melihat putaran kehidupan dengan mencari hikmah yang tersembunyi dari Allah, rindu untuk terus sujud mengharapkan bantuan dan cadangan harapan pada-Nya. Istilah 'derita' itu harus diganti dengan 'tarbiyah'. Kita belajar dan diajarkan melalui kehidupan, Alia. Jadi, jangan anggap ini masa derita buat Alia, belum tentu orang yang bahagia ikhlas mahal Allah. Saat yang dianggap derita itulah kita selalu bertemankan doa. "


Jihad cinta buat-Mu ya Rabb. Pelihara nadiku untuk selalu mengingat-Mu. Pelihara hatiku untuk selalu beriman pada-Mu.


...CINTA TERSULAM REDHA...

Ya Allah.

Di mana lagikah dapat ku temui cinta sejati..

kecuali pada cintaMu..

ke mana lagikah hati ini harus berlabuh..

kecuali pada kasihMu..

Jadikanlah hati yg lemah ini ya Allah..

tertambat kukuh hanya padaMU..

Aku mohon redha atas segenap keputusanMu

kesejukan setelah matiku..

kenikmatan memandang wajahMu..

dan kerinduan untuk berjumpa denganMu..

Ampunilah diri ini yang tidak beharga Ya Allah ..

Penuhilah kehinaannya dengan keindahan maghfirahMu’


DOAKU.... HAMBA YANG KERDIL


Ya Allah ya Tuhan ku…

baguskanlah untukku agamaku,

kerana ia pengawas seluruh urusanku

Perbaikilah untukku duniaku,

yang di sana adalah kehidupanku

Sempurnakanlah untukku akhiratku,

kerana ke sanalah tempat kembaliku

Jadikanlah hidupku

sebagai penambah kebaikan

Dan jadikanlah matiku

Sebagai istirahat daripada segala

kekhilafan.



Kamis, 18 Agustus 2011

~**~ Saya tau saya tak cantik ~**~





KECANTIKAN: DI MANA NILAINYA?

Manusia memang makhluk yang aneh, istilah kecantikan didefinisikan pada berbagai. Kalau di Iran, wanitanya begitu obses dengan hidung yang dibedah, atau di Mauritania di mana wanita gemuk dianggap seksi dan menggairahkan. Bagaimana dengan masyarakat kita sendiri pula?

Tidak perlu memiliki hidung yang mancung seperti paruh seludang, atau wajah yang sesempurna Aishwarya Rai. Cukup dengan berpakaian tapi seolah-olah "telanjang" dan mengenakan kain ela yang berbagai untuk menutupi kepala, itu cantik namanya.

Minta maaf bukan ingin memperlekehkan kecantikan plastik wanita, itu realitas yang telah lama bertapak dalam mentalitas masyarakat kita. Tipikal? Tidak ada yang bisa menafikannya.

Pada saya kecantikan adalah bagaimana mata mereka yang memandang itu mentafsirnya. Lebih tepat, pandangan orang lain terhadap fisik kita. Betul! Dan saya pernah membuat eksperimen sendiri dengan mengajak adik-adik lelaki saya untuk memilih artis wanita yang mereka rasakan tercantik.

Hasilnya seperti diduga, setiap dari mereka memilih artis wanita yang berbeda. Kapan saya tanya kenapa pilihan masing-masing yang terbaik, semua sibuk memberikan alasan yang tidak bisa diterima oleh akal saya.

Lihat! Bukankah itu bukti yang nyata bahwa kecantikan itu terlalu besar skopnya untuk diperjelas kepada umum? Apa yang cantik di mata saya atau Anda, tidak harus akan cantik pada pandangan orang lain juga.

Pertanyaannya, apakah apa yang kita ada sekarang ini bukan yang terbaik? Apakah Allah itu zalim dan pilih bulu dengan memberi beberapa dari kita wajah yang cantik sedangkan setengah lagi fisik yang tidak sempurna?

Bukankah Allah itu Maha Adil? Bukankah Allah itu Maha Mengetahui? Bukankah Allah itu Maha Bijaksana? Jika begitu mengapa ada beberapa dari kita masih meratapi kekurangan yang ada pada diri masing-masing?

SAYA TAHU SAYA TAK CANTIK

Saya tahu saya tidak cantik .. Tapi, meskipun saya tidak cantik, saya tetap ada kelebihan ..

Karena saya tidak cantik, saya tidak jadi korban pelecehan pria-pria yang rusak akhlaknya.

Karena saya tidak cantik, saya dapat pelihara diri saya dari pandangan bernafsu pria yang tidak menjaga pandangannya.

Karena saya tidak cantik, saya selamat dari menjadi senjata iblis terbuat iman pria.

Karena saya tidak cantik, saya tidak mendapat fitnah dan cemburu dari wanita-wanita lain.

Karena saya tidak cantik, saya tidak mengharapkan pujian dari mana-mana pria dan wanita.

Dan karena saya tidak cantik, akhirnya saya menemukan insan yang ikhlas mencintai saya seadanya.

Karena saya tahu .. Saya tidak cantik pada pandangan manusia .. Maka saya akan berusaha agar terlihat cantik pada ALLAH .. Karena bukan kecantikan dunia yang saya kejar ... Tapi KECANTIKAN di akhirat ..

ANGGUN DI MATA ALLAH: SEBUAH KECANTIKAN SEJATI

Kecantikan terdiri dari 2 jenis; kecantikan lahir dan kecantikan batin.

Kecantikan batin (inner beauty) adalah kecantikan yang dicari karena essensinya, seperti kecantikan ilmu, akal pikiran, dan kesucian diri. Kecantikan batin inilah yang merupakan titik pandang Allah pada diri hamba-hamba-Nya.

Sebagaimana yang disebutkan dalam sebuah hadits:

"Sesungguhnya Allah tidak melihat pada rupa dan postur tubuh kalian. Akan tetapi, Allah melihat pada hati kalian." (HR. Muslim).

Sebenarnya kita semua adalah makhluk ciptaan-Nya yang paling sempurna dan cantik di bumi ini. Allah telah menentukan sesuatu sifat dalam diri kita adalah yang terbaik. Hanya mata kita saja yang diselimuti dengan nafsu yang tidak dapat melihat kebaikan yang ada pada sesuatu kejadian.

Mengapa sulit untuk kita untuk redha kepada kejadian Allah? Bukankah panci orang lain selalu putih dari apa yang kita ada? Kita selalu melihat apa yang ada pada orang lain itu jauh lebih baik dari apa yang kita miliki.

Sedangkan nabi Muhammad SAW sendiri telah menganjurkan kita agar melihat orang yang kurang beruntung. Jangan melihat orang yang lebih beruntung karena itu akan membuat kita tidak bersyukur. Dan itulah masalahnya pada diri kita. Kita selalu mengejar yang sempurna dalam kehidupan seharian. Selalu menginginkan yang lebih bagus dari orang lain.

Kita ada biduk, tetapi dalam waktu yang sama menundukkan serempu pula. Tidak terkecuali dengan saya. Siapa yang tidak suka mendengar pujian melangit karena cantik, bukan?

Ketika zaman sekolah, semuanya kena bersaing atau setidaknya sama dengan teman. Pakai baju ketat, seluar sendat, dari tudung sampai ke sepatu, kalau bisa semua menurut peredaran fesyen. Pendek kata melaram berlebihan. Coba bayangkan betapa banyak dosa yang harus saya tanggung semata-mata untuk terlihat trendi seperti itu? Syukurlah kesadaran datang sebelum lebih banyak dosa terkumpul.

Sekarang ini nak pergi mana pun, satu yang selalu harus tanamkan dalam kepala adalah "bersederhana dalam berfesyen". Cukup dengan hanya menempel "wudhu '" di wajah, bertudung dan tidak memakai pakaian ketat yang menonjolkan bentuk tubuh.

Untuk itu, mari kita belajarlah untuk berkata Alhamdulillah dengan apa yang ada pada diri kita. Sedarlah, kecantikan bukan terletak pada secantik mana fisik kita dilihat oleh mata orang lain, atau 'setrendy' mana pakaian yang telah membaluti tubuh masing-masing. Tetapi secantik mana kita di mata Allah.

- Artikel iluvislam.com

~**~ Jangan sekali-kali kamu ~**~






Jangan
sesekali kamu bersikap kejam memberikan harapan pada seseorang lalu dia jatuh cinta sedangkan diri kamu tidak mencintainya.

Jangan sesekali kamu hadir dalam hidup seseorang kalau ia hanya kamu rasakan akan menghancurkan perasaanya.

Jangan sesekali kamu menatap tepat di matanya jika semua yang kamu lakukan hanya kepalsuan belaka.

Jangan sesekali kamu peduli terhadap dirinya terlalu berlebihan hanya karena sekedar simpati kelak khawatir dirinya menaruh hati padamu.

Jangan sesekali dirimu mengatakan "aku cinta padamu" sedangkan di dalam hatimu hanya nafsu yang bertakhta.

Jangan sesekali kamu tertarik pada seseorang karena tingkat rupanya, sebab keelokan paras dapat menyesatkan kita.

Jangan sesekali kamu tertarik pada kekayaannya, karena segala kekayaan akan lenyap dan musnah.

Tertariklah pada seseorang yang beriman dan beramal saleh dan ia dapat membuatmu tersenyum. Hanya senyuman ikhlas hadir dari orang beriman yang dapat memberi hari-harimu yang gelap menjadi cerah.

Hati orang yang SOLEH itu MUDAH dan SENANG untuk menerima CAHAYA dari Ilahi, karena mereka selalu TAKUT akan azab Allah dan CINTA kepada Allah ..

Namun ..

Hati Orang yang BERDOSA itu SUSAH dan PAYAH untuk menerima CAHAYA dari Ilahi, karena mereka selalu GEMBIRA dengan nikmat dunia dan LUPA pada-NYA ..

- Artikel iluvislam.com

Selasa, 09 Agustus 2011

~**~ Wahai Jiwa- Jiwa Yang Ikhlas... ~**~





Betapa banyak orang yang terpenjara dalam sempitnya sangkar hati yang begitu sangat membelenggunya. Sedangkan kunci untuk memerdekakan hidup dan batinya tersebut hanyalah dengan ikhlas. Namun keadaannya masih juga belum berubah. Semua karena keengganan atau rasa separoh hati yang menuruti perhitungan untung rugi yang dikatakan logikanya. Maka ditangguhkannya kemerdekaan jiwanya tersebut dan dinikmatinya kesakitan yang berkepanjangan. Jika semua sudah sampai pada titik puncak, sayang sekali bahwa dia lalu melanjutkan kemarahan dan penghujatan tiada henti kepada Allah,karena merasa telah didholiminya. Tidak, sama sekali tidak, Allah adalah sang maha penyayang atas hambaNya.

Sejenak lihatlah betapa telah jelas terbukti bahwa alangkah kerugian dan kesempitan yang menyita batin manusia jika dia tidak mau atau tidak mau tahu tentang keberadaan aturan tuhannya. Dan betapa pandai manusia ketika dia dapat menghebatkan batinnya untuk tertuntun dalam keteduhan jalan Allah. salah satu nilai kehebatan itu terkandung dalam Ikhlas. Bukan hanya kesediaannya menyerahkan jiwa kepada tuntunan kehendak Allah, namun ikhlas adalah tentang memohon untuk yang terbaik,berusaha untuk hasil terbaik sampai batas akhir sebuah kekuatan yang kemudian hasilnya kita terima dengan penuh syukur,dan atau kemudian lebih berusaha lagi demi yang lebih baik.

Jiwa yang ikhlas tidak terlalu cerewet bertanya tentang keberlakuan takdir Allah atasnya, melainkan jiwanya berkata bahwa Allah yang paling tahu atas kebutuhan hidupnya. Dibesarkannya pemikiran positif atas sang maha pengatur hidupnya itu, karena kepastian diberikan dan dipenuhinya kepentingan atas hidup dan keberlangsungannya.

Jiwa yang ikhlas tidak akan berhenti hanya bertanya, tanpa bersungguh-sungguh mencoba. Dipertebal rasa malunya untuk memerintah sang maha kuasa guna mengharuskan mudahnya kebaikan itu datang baginya, sebelum dia ikhlas berupaya.

Jiwa yang ikhlas akan menghentikan rengekan atas permintaan jaminan penghargaan oleh para makhluk ataupun dari penciptanya, karena kuatnya keyakinannya bahwa kebaikan adalah jaminan kepastian bagi yang ikhlas.

Jiwa yang ikhlas tidak akan gampang menyalahkan Allah atas kelemahan dan kealpaannya. matanya akan melihat dan kemudian berpikirbahwa ternyata banyak orang lain yang tidak sekuat dia namun akhirnya lebih berhasil dari padanya karena keikhlasannya.

Jiwa- jiwa yang ikhlas menyadari dan mengakui serta menetapkan hati bahwa Allah subahanahu wata'ala adalah maha dalam segalanya. sungguh, ketetapan itu tidak diterimanya kecuali dengan damai.diperkuatnya kesungguhan,maka batinnya akan berkata bahwa Allah yang akan menghebatkan sekecil-kecil kekuatan,untuk merampungkan sebesar-besar tugas dan kepentingan hidupnya.

Lihatlah, jiwa- jiwa yang ikhlas terlihat tampil lebih besar dari ukuran kemanusiannya. Sendirian dia bisa melakukan tugas dari seribu orang. Dia melihat yang tiada mampu dilihat manusia lain, dan dia dapat mendengar atas sesuatu yang tak tersuarakan. dia dapat mempelajari dan mengambil hikmah lebih banyak dari pada para batin manusia lain yang terlalaikan. Kelebihan kesaktian tersebut pasti akan dilebihkan oleh Allah sebagai sebuah harga yang lebih dari pantas. Jiwa yang ikhlas adalah jiwa yang sakti.

Dan sesungguhnya Allah tidak akan pernah mencukupkan satu bahasa cukup untuk menggambarkan keindahan kehidupan bagi jiwa yang ikhlas, karena ikhlas adalah bagai sebuah siklus tanpa akhir yang membahagiakan dan memerdekakan manusia.

syahidah - voaislam

~**~ LEMBARAN HIDUP WANITA SOLEHAH ~**~






Mampukah
aku menjadi seperti Siti Khadijah,
Agung cintanya pada Allah & Rasulullah,
Hartanya diperjuangkan ke jln fisabilillah,
Penawar hati kekasih Allah,
Susah & senang rela bersama ..

Dapatkah kudidik jiwa spt Siti Aisyah,
Isteri Rasulullah yang bijak,
Pendorong kesusahan & penderitaan,
Tidak sulit utk dilaksanakan ..

Mengalir air mataku,
Melihat pengorbanan puteri solehah Siti Fatimah,
Akur dlm setiap perintah,
Taat dgn ​​ibunyanya,
Yang selalu berjuang.
Tidak memiliki harta dunia,
Layaklah dia sbg wanita penghuni surga ..

Ketika aku marah inginku intip serpihan sabar,
Dari catatan hidup Siti Sarah,
Yang rela berkorban utk suami tercinta ..
Tabah jiwaSetabah umi Nabi Ismail,
Mengendong bayinya yang masih merah,
Mencari air penghilang dahaga,
Diterik padang pasir merak,
Pengharapannya hanya pada Allah,
Itulah wanita Siti Hajar ... .

Mampukah aku menjadi wanita solehah?
Mati dalam keunggulan iman,
Bersinar indah harum tersebar,
Bagai wanginya pusara Mashitah

~**~ LELAKI ACUAN AL-QUR'AN ~**~




LELAKI ACUAN AL-QURAN
SEORANG LELAKI YANG BERIMAN
MEMILIH MUSLIM MUTTAQEEN SEBAGAI JATI DIRI
HATINYA disaluti RASA TAQWA KEPADA ALLAH SWT
SAAT DISEBUT ASMA 'ALLLAH ..
GEMENTAR HATINYA, GEMURUH JantunGnya

LELAKI ACUAN AL-QURAN
SENANTIASA HAUS DENGAN ILMU
Shalatnya ADALAH MARUAH DIRINYA
TIDAK PERNAH GENTAR UNTUK BERKATA BENAR
TIDAK PERNAH LESU UNTUK MELAWAN NAFSU

LELAKI ACUAN AL-QURAN
DIA YANG MENGHORMATI orang tuanya
BAKTI dihulurkan BUAT AyahBunda DAN KELUARGA
DIA BAKAL MENJAGA keharmonisan rumahtangganya
KELAK MEMBERIKAN BIMBINGAN DUNIA DAN AKHIRAT
BUAT zaujah JUA PERMATA HATINYA
Wasatiah AMALAN HIDUPNYA
PENDORONG MENUJU BAITI JANNATI
KARENA DUNIA BAGINYA HANYALAH
LADANG MENUJU AKHIRAT
JUA RUMAH SEMENTARA SAHAJA
MENUNGGU YANG NYATA DI AKHIRAT SANA

LELAKI ACUAN AL-QURAN
Selalu siap AD-DEENNYA
HIDUPNYA disinari cahaya NAUNGAN AL-Qur'anul Karim
SIFAT RASULULLAH KETAATAN DIRINYA
Bicaranya ADALAH Amal
GERAK lakunya ADALAH ILMUNYA

LELAKI ACUAN AL-QURAN
APABILA MENGHADAP WaJaHnYa KEPADA YANG MENCIPTA
BERDIRINYA PENUH TERTIB
Rukuknya PENUH tawadhu '
Sujudnya penuh kusyuk
Duduknya PENUH tasyahhud
Doanya PENUH MALU

"YA ALLAH, ANDAINYA KEJAHATAN TAK KU LAKUKAN KARENA TAKUT AKAN bakaran API NERAKA-MU, MAKA KAU lemparkanlah AKU kedalamnya ... ANDAINYA AKU MENDAMBAKAN SYURGA-MU KARENA PAHALA YG KAU janjikan, MAKA KAU HARAMKANLAH KAKIKU MENJEJAK SYURGA IMPIANKU ITU, TETAPI JIKA HIDUPKU
MATIKU KARENA MENGHARAPKAN REDHA-MU YA RABB, MAKA JANGANLAH KAU Menolak HATI INI KARENA HATI INI TELAH berlabuh UNTUK SENANTIASA TAAT DAN DEKAT DENGANMU, WAHAI RABBUL 'IZZATI .. "

LELAKI ACUAN AL-QURAN
BASAH MATANYA KARENA RINDU-NYA PADA SANG KHALIQ
BASAH lidahnya karena SELALU MENYEBUT ASMA 'TUHANNYA
GEMAR telinganya mendengar Alunan Zikir Munajat
TANGKAS langkah kakinya BERJEMAAH DI RUMAH ALLAH

LELAKI ACUAN AL-QURAN
MEDAN PERJUANGAN SYAHID impiannya
Hayya 'alal Jihaad!!
MENYERU PARA MUJAHIDDEEN
DIALAH KUBU PERTAHANAN ISLAM
TEGAS DENGAN KAFIR LAKNATULLAH
TAKKAN MUDAH ISLAM TUNDUK PADA KUASA KUFFAR
KELUAR dijalan Allah SETINGGI cita-citanya
Tegaknya memasakkan KALIMAH ALLAH DI penjuru dunia
KEWAJIBAN SEORANG Da'i BAGAI DIRINYA
HATINYA BAGAIKAN Tahu
BAHWA MASIH BANYAK YANG ingin merasakan
SUATU gemerlapan CAHAYA ISLAM YG MAHA INDAH

DIALAH LELAKI ACUAN AL-QURAN
DIA LAYAK BUAT
WANITA ACUAN AL-QURAN JUA ..
KARENA, BUATMU WANITA ...
ANDAI DIRI MENGHARAP TEMAN SEZUHUD Ali Karramallahu Wajhah
Hiasilah DIRI UMPAMA pemurahnya FATIMAH AZ-ZAHRA
USAH didamba teman SETAKWA NABI ALLAH IBRAHIM AS
ANDAI HATI TIDAK disaluti ketabahan SITI HAJAR
MENGAPA IMPIKAN TEMAN SEHEBAT KEKASIH ALLAH, MUHAMMAD SAW
ANDAI KESETIAAN BAGAI KHADIJAH AL-Khuwailid BUKAN WAJAH DIRIMU!


Ya Allah Ya Rahman Ya Rahim ...
Aku memohon pdMu Ya Allah,
Engkau terimalah segala amalku, doaku, taubatku
Ku mohon pdMu semoga aku akan tergolong
dalam golongan hambaMu yang shaleh ...
Ku mohon pdMu Ya Allah
semoga Engkau merahmati hidup ku dan keluargaku
Semoga kami semua termasuk di kalangan
wanita dan pria acuan al-Qur'an ..
Amin ... Amin ... Amin ...
Ya Robbal Alamin ...

Minggu, 07 Agustus 2011

~**~ 9 sifat dasar manusia klasifikasi dari Al-Qura'an ~**~



Mengetahui 9 sifat dasar manusia klasifikasi dari Al-Qura'an :

1. Tergesa-gesa

" Dan manusia mendo'a untuk kejahatan sebagaimana ia mendo'a untuk kebaikan. Dan adalah manusia bersifat tergesa-gesa " . ( Q.S. Al-Israa'11 )

2. Suka membantah

" Dan sesungguhnya Kami telah mengulang-ulangi bagi manusia dalam Al-Qur'an ini bermacam-macam perumpamaan. Dan manusia adalah makhluk yang paling banyak membantah " . ( Q.S. Al-Kahfi 54 )

3. Melampaui Batas

" Dan apabila manusia ditimpa bahaya dia berdo'a kepada Kami dalam keadaan berbaring, duduk atau berdiri, tetapi setelah Kami hilangkan bahaya itu daripadanya, dia (kembali) melalui (jalannya yang sesat), seolah-olah dia tidak pernah berdo'a kepada Kami untuk (menghilangkan) bahaya yang telah menimpanya. Begitulah orang-orang yang melampaui batas itu memandang baik apa yang selalu mereka kerjakan " . ( Q.S. Yunus 12 )

4. Kikir

" Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir " . ( Q.S. Al-Ma'aarij 19 )

5. Keluh kesah

" Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah " . ( Q.S. Al-Ma'aarij 20 )

6. Ingkar

" sesungguhnya manusia itu sangat ingkar, tidak berterima kasih kepada Tuhannya " . ( Q.S. Al-'Aadiyaat 6 )

7. Melihat dirinya serba cukup

" karena dia melihat dirinya serba cukup " . ( Q.S. Al-'Alaq 7 )

8. Bersusah payah

" Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia berada dalam susah payah " . ( Q.S. Al-Balad 4 )

9. Lemah

" Allah hendak memberikan keringanan kepadamu , dan manusia dijadikan bersifat lemah " . ( Q.S. An-Nisaa 28 )

sifat 1 sampai 7 bisa di rubah dengan keimanan , sedang yang 8 & 9 fitrah dari Allah .

Ustadah Fahimah


Selasa, 02 Agustus 2011

~**~ Manajemen Cinta ala Nabi SAW: Solusi Mengatasi Krisis Kasih Sayang ~**~


KRISIS CINTA dan kasih sayang yang mewarnai relasi antarumat Islam dalam berbagai segi dan bidang kehidupan, seolah menunjukkan bahwa Islam bukan agama yang mengajarkan pentingnya menyintai dan mengasihi sesama. Umat Islam pun seakan tidak memiliki figur sentral yang mampu meneladankan ketulusan untuk saling menyintai, mengasihi serta menyayangi. Akibatnya, di antara mereka, muncullah perasaan saling curiga, iri, pengkhianatan, saling merendahkan, memfitnah, menggibah, mendengki, mendendam, bertikai, menzalimi, menindas, bahkan saling mencelakakan.

Munculnya gejala krisis cinta dan kasih sayang yang melanda kehidupan banyak kaum muslimin, kerap terjadi di mana-mana. Dari mulai di ruang keluarga, hingga di tempat-tempat kerja. Tidak terkecuali, di institusi-institusi yang mengusung label Islam, gejala krisis kasih sayang juga sering mewarnai hubungan antarpersonilnya. Sungguh ironi dan menyedihkan. Bagaimana mungkin ukhuwah islamiyah yang kerap digembar-gemborkan itu bisa terwujud secara solid dan kokoh, jika krisis ini tetap terjadi seolah tiada henti. Padahal Rasulullah SAW, pecinta agung yang mulia menegaskan:

“Demi zat yang jiwaku ada dalam genggaman-Nya, kamu sekalian tidak akan masuk surga sebelum beriman, dan kamu sekalian tidaklah beriman sebelum saling mencintai” (HR. Muslim)

Lemahnya Peneladanan Terhadap Nabi SAW

Menggejalanya krisis cinta dan kasih sayang di kalangan komunitas umat Islam, tentunya bukan dikarenakan ajaran yang terkandung dalam agama yang dianutnya, dan bukan pula ketiadaan model yang patut dijadikan panutan. Persoalannya adalah lemahnya pengamalan terhadap Islam, serta “ketidakmauan” umat untuk betul-betul meneladani sang pecinta agung yang mulia, Nabi Muhammad SAW. Utamanya dalam konteks ini adalah keteladanan dalam menyintai, mengasihi, dan/atau menyayangi sesama.

Allah SWT mengutus Nabi Muhammad SAW sebagai figur manusia terbaik. Beliau telah membuktikan kemampuannya dalam membawa manusia dari keterbelakangan pemikiran dan kerendahan akhlak menuju pencerahan dan kemuliaan. Dari kehidupan yang diselimuti kebencian, dendam, dan angkara murka, menuju kehidupan yang diberkahi dengan memaafkan, cinta dan kasih sayang.

“Dan tidaklah Kami mengutus kamu (Muhammad), melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.” (QS. Al-Anbiya’ 107).

Ada yang mengartikan bahwa “rahmat” di sini adalah pencurah kasih sayang. Diutusnya Nabi merupakan bentuk kasih sayang Allah kepada seluruh manusia. Rasulullah adalah manusia yang menebarkan kasih sayang.

“Siapa yang tidak sayang pada manusia, maka tidak akan disayang oleh Allah.” (HR. Abu Dawud, Tirmidzi, Baihaqi, dan Bukhari)

Manajemen Cinta = Upaya Meraih Kesuksesan & Kebahagiaan

Dalam semua dimensi kehidupan, Nabi Muhammad SAW secara cukup gamblang telah menyontohkan bagaimana seharusnya kita sebagai umatnya, bersikap dan berperilaku agar rahmat dan keberkahan hidup menyertai. Dari mulai ketika menjalani kehidupan dalam ranah keluarga dan kekerabatan, hubungan antara “tuan” dengan “pembantu”, atasan dengan bawahan, antarrekan (mitra) kerja atau bisnis, kehidupan bertetangga, persahabatan, dalam relasi sosial dengan non-muslim, sebagai pemimpin dakwah, militer, maupun sebagai pemimpin sosial dan politik (umat).

Ketika mengkaji kehidupan Rasul mulia di semua sisi kehidupannya itu, tampak sekali bahwa beliau menjadikan cinta dan kasih sayang sebagai landasannya. Tulusnya cinta dan besarnya kasih sayang beliau, tercurah kepada siapa pun yang menjalin relasi dengannya. Lebih dari itu, manusia agung ini kerap menunjukkan kasih sayang terhadap orang-orang yang memusuhi serta menzaliminya. Malahan, di balik ketegasan memberikan “hukuman” terhadap musuh-musuh Islam, acapkali beliau pun memperlihatkan kasih sayangnya terhadap mereka. Hal ini antara lain tampak dari kemauan Sang Nabi untuk mengampuni bahkan mengangkat derajat mereka.

Mengingat begitu tulusnya cinta atau kasih sayang yang mendasari setiap pergaulan Nabi, termasuk kemampuannya menghadapi beragam persoalan melalui pendekatan perasaan tertinggi kemanusiaan ini, maka dapat dikatakan bahwa beliau telah menerapkan “manajemen cinta”.

Banyak sekali para pakar yang mendefinisikan pengertian “manajemen” (management). Namun dalam pengertian sederhana, “manajemen” dapat dipahami sebagai “seni melaksanakan dan mengatur”.

Kemudian, “cinta”. Secara psikologis, cinta adalah sebuah emosi dari kasih sayang. Dalam konteks filosofi, ada yang berpendapat bahwa cinta merupakan sifat baik yang mewarisi semua kebaikan, perasaan belas kasih dan kasih sayang. Pendapat lainnya, cinta adalah sebuah aksi/kegiatan aktif yang dilakukan manusia terhadap objek lain, berupa pengorbanan diri, empati, perhatian, memberikan kasih sayang, membantu, menuruti perkataan, mengikuti, patuh, dan mau melakukan apapun yang diinginkan objek tersebut.

Erich Fromm, seorang psikolog Jerman yang konon dikenal ahli dalam masalah cinta menjelaskan, bahwa kebutuhan manusia yang paling dalam adalah kebutuhan untuk mengatasi keterpisahannya dan meninggalkan penjara kesendiriannya. Kegagalan untuk mengatasi keterpisahan ini yang akan menyebabkan gangguan kejiwaan. Fromm mengungkapkan idenya mengenai cinta sebagai jawaban dari masalah tersebut.

Karena “cinta” yang dimaksud adalah cinta yang islami, tentunya pemahaman dari pengertian “cinta” ini juga harus berdasarkan nilai-nilai Islam. Inilah pemahaman cinta yang lebih luas, mendalam, serta bersifat hakiki.

Syaikh Ibnul Qayyim Al-Jauziyah, seorang ulama dari Damaskus di abad ke-7, melihat pemahaman cinta dalam ruang lingkup yang luas. Bahkan beliau mengemukakan adanya 6 peringkat cinta, yang dua di antaranya adalah shababah dan ‘itfh. Shababah yaitu cinta yang mampu melahirkan ukhuwah islamiyah. ‘Itfh (simpati) adalah rasa cinta yang memunculkan kecenderungan untuk menyelamatkan dan membantu sesama.

Nah, dengan demikian, kalau mengacu pada kedua pemahaman tersebut; “manajemen” dan “cinta”, maka “manajemen cinta” yang dimaksud adalah seni melaksanakan dan mengatur hubungan (antarmanusia) yang dilandasi oleh keinginan untuk melahirkan ukhuwah islamiyah, membantu serta menyelamatkan sesama.

Di dalam cinta atau kasih sayang yang diteladankan Nabi SAW terkandung nilai-nilai produktif dan konstruktif seperti: menyebarkan salam, menjaga dan melindungi kehormatan manusia, mengokohkan keimanan, berlaku adil, sabar, pemaaf, tegas, ulet, memberikan pendidikan dan bimbingan, mempererat hubungan, menghormati, rendah hati, senang membantu, dermawan, memuliakan, memberikan rasa nyaman, menunjukkan perhatian, menjaga nama baik, mendoakan kebaikan, tabah, konsisten, berkemauan kuat, menjauhi sikap egois, memberikan kepercayaan, berani, menjaga citra diri, memotivasi, dan masih banyak lagi. Semua nilai, sifat, sikap, atau perilaku yang baik-baik itu adalah cerminan atau konsekuensi dari rasa cinta terhadap kebenaran dan/atau kasih sayang terhadap sesama.

Dalam buku “Manajemen Cinta Sang Nabi SAW” (2011), secara cukup gamblang diungkapkan langkah-langkah teoritis dan praktis dalam mengimplementasikan nilai-nilai cinta atau kasih sayang sesuai kapasitas dan peran kita dalam semua aspek kehidupan. Baik dalam kehidupan berumahtangga dan berkeluarga, sosial, bisnis, dakwah, militer, hingga politik.

“Manajemen Cinta Sang Nabi SAW” juga memaparkan beragam teori pengembangan diri (self development) dan kepemimpinan (leadership) yang menjadi rahasia kesuksesan Nabi Muhammad SAW di semua aspek kehidupannya. “Manajemen Cinta Sang Nabi” adalah sumber inspirasi dan motivasi dalam memenej kehidupan pribadi dan sosial kita agar meraih kesuksesan dan kebahagiaan tanpa batas.

[voa-islam.com]

*Penulis buku “Manajemen Cinta Sang Nabi SAW” & Staf Riset Prophetic Leadership and Management Center, di Jakarta.

~**~ Menepis Dosa Ala Orang Bertakwa ~**~




إِنَّ الَّذِينَ اتَّقَوْا إِذَا مَسَّهُمْ طَائِفٌ مِّنَ الشَّيْطَانِ تَذَكَّرُوا فَإِذَا هُم مُّبْصِرُونَ

“Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa bila mereka ditimpa was-was dari syaitan, mereka ingat kepada Allah, Maka ketika itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahannya.” (QS. al-A’raaf: 201)

Orang yang bertakwa bukanlah orang ma’shum yang terjaga dari segala kesalahan. Ada kalanya ia lengah, hingga terpancing oleh bujuk rayu setan. Kadang pula terbersit keinginan untuk bermaksiat, dan bahkan sesekali terjerumus ke dalamnya.

Tapi, alangkah beda karakter orang yang bertakwa dengan orang-orang fajir yang gemar berbuat dosa. Para pendosa tidak memiliki sensor dan lepas kontrol, tidak peka terhadap dosa, tidak berusaha mendeteksi status halal atau haram, tidak pula berpikir akan risiko perbuatan dosa yang dilakukannya.

Waspadai Dosa Sebelum Kedatangannya

Meski sesekali pernah berbuat dosa, dari awal orang yang bertakwa telah optimal melakukan penjagaan dari dosa. Dia berusaha ‘membangun’ pagar antara dia dengan dosa di wilayah yang aman dari dosa, bukan di wilayah ‘abu-abu’, atau persis di batas wilayah antara halal dan haram yang rawan dengan tindakan dosa. Karakter mereka seperti yng dijelaskan oleh Nabi SAW,

لاَ يَبْلُغُ الْعَبدُ أنْ يَكُونَ منَ المُتَّقِينَ حَتَّى يَدَعَ مَا لاَ بَأسَ بِهِ ، حَذَراً مِمَّا بِهِ بَأسٌ

“Seorang hamba belum mencapai derajat muttaqin sehingga dia meninggalkan apa-apa yang tidak berdosa karena takut terjerumus ke dalam dosa.” (HR Tirmidzi, beliau mengatakan, “hadits hasan”)

Dia tidak hanya meninggalkan yang haram, tapi juga yang syubhat agar lebih jauh dari dosa.

Orang yang bertakwa memiliki kepekaan yang tajam terhadap dosa. Terkadang sensor ketakwaannya mampu mendeteksi godaan setan sejak awalnya, juga dari pintu mana setan hendak masuk mencuri hatinya. Seketika itu iapun bersegera menepisnya. Dia mematuhi sabda Nabi SAW,

يَأْتِي الشَّيْطَانُ أَحَدَكُمْ فَيَقُولُ مَنْ خَلَقَ كَذَا مَنْ خَلَقَ كَذَا حَتَّى يَقُولَ مَنْ خَلَقَ رَبَّكَ فَإِذَا بَلَغَهُ فَلْيَسْتَعِذْ بِاللَّهِ وَلْيَنْتَهِ

“Setan mendatangi salah seorang dari kalian, lalu bertanya, “Siapakah yang menciptakan ini? Siapakah yang menciptakan itu?” Hingga dia bertanya,’Siapakah yang menciptakan Rabb-mu?’ Oleh karena itu, jika telah sampai kepadanya hal tersebut, maka hendaklah dia berlindung kepada Allah dan hendaklah dia menghentikan (waswas tersebut)”. (HR Bukhari)

Terkadang pula kepekaan itu muncul saat orang yang bertakwa itu benar-benar dekat sekali dengan kemaksiatan, lalu dia tersadar dan menjauh darinya. Ibnu Katsir di dalam tafsirnya menyebutkan riwayat dari Ibnu Asakir, bahwa ada seorang pemuda di zaman sahabat yang rajin beribadah ke masjid. Lalu, seorang wanita terus merayu dan menggodanya. Hingga suatu kali, hampir saja dia masuk ke dalam rumah bersama wanita itu, lalu dia teringat dan membaca firman-Nya,

“Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa bila mereka ditimpa was-was dari syaitan, mereka ingat kepada Allah, Maka ketika itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahannya.” (QS al-A’raaf 201)

Tiba-tiba saja ia jatuh pingsan. Pemuda itu sempat sadar dan kembali mengulang bacaannya sebelum akhirnya wafat. Begitu besar rasa takutnya kepada Allah, hingga mencegahnya dari tindakan keji, meski jarak antara dia dengan dosa tinggal sedikit lagi.

Orang yang bertakwa juga mudah menerima peringatan, seketika tersadar saat dibacakan ayat-ayat Allah, sehingga mencegahnya untuk berbuat melampaui batas. Seperti ulama tabi’in, Ali bin Husain bin Ali yang dikenal dengan Zainul Abidin. Tatkala beliau hendak berwudhu, seorang budak beliau menuangkan air dengan kendinya, tiba-tiba kendi itu terjatuh dan pecah, hingga pecahannya melukai wajah beliau. Hampir saja beliau marah, tapi sang budak membacakan firman Allah dalam Surat Ali Imran 134, “wal kazhimiinal ghaizha..(yang menahan amarah)..” Beliau tersadar dan berkata, “Aku tahan amarahku!” Si budak melanjutkan, “wal ‘aafiina ‘anin naas (yang memaafkan manusia)..” Beliau menyahut, “Aku maafkan kamu!” Si budak melanjutkan, “wallahu yhibbul muhsiniin (dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik).” Lalu beliau berkata,
“Aku merdekakan dirimu!”

Peka Terhadap Dosa yang Telah Terjadi

Memang ada kemungkinan paling parah yang dialami orang yang bertakwa. Di mana ia benar-benar terjerumus ke dalam dosa. Tapi, kebeningan hatinya segera menyadarkan ia akan kesalahannya. Seketika itu ia akan menyesali perbuatannya, takut akan akibat, dan lantas bersegera kembali mengingat Allah. Berbeda dengan orang fajir yang tak merasa bersalah usai bermaksiat, tak ada penyesalan dan tetap merasa aman dan nyaman. Beda antara keduanya dijelaskan dalam sebuah hadits,

إِنَّ الْمُؤْمِنَ يَرَى ذُنُوبَهُ كَأَنَّهُ قَاعِدٌ تَحْتَ جَبَلٍ يَخَافُ أَنْ يَقَعَ عَلَيْهِ ، وَإِنَّ الْفَاجِرَ يَرَى ذُنُوبَهُ كَذُبَابٍ مَرَّ عَلَى أَنْفِهِ

“Sesungguhnya orang mukmin memandang dosanya seperti orang yang duduk di kaki gunung, ia takut tertimpa olehnya. Sedangkan orang fajir, memandang dosa-dosanya layaknya lalat yang melewati hidungnya (yang mudah dihalau).” (HR Bukhari)

Bukan sekedar menyadari kesalahan, orang yang bertakwa teringat akan dosanya, saat musibah menimpa mereka. Sufyan ats-Tsauri pernah mengatakan, “Aku terhalang shalat malam selama lima bulan karena dosa yang saya lakukan.”

Muhammad bin Sirin, seorang ulama tabiin juga pernah terlilit hutang. Lalu beliau mengevaluasi diri dengan caranya orang shalih, bukan dengan gaya pedagang. Lalu beliau mendapatkan kesimpulan, “Sungguh, musibah ini tidak menimpaku melainkan karena dosa yang pernah aku perbuat sejak 40 tahun yang silam. Di mana aku mengatakan kepada seseorang, “Hai, orang bangkrut!” Tatkala kisah ini disampaikan kepada Abu Sulaiman ad-Darani, beliau memberikan komentar, “Dosanya sedikit, sehingga dia bisa mendeteksi dosa mana yang menyebabkan musibah terjadi, tapi dosa kita banyak, sehingga tak tahu lagi, dosa mana yang menyebabkan datangnya tiap musibah.”

Allahumma aati anfusana taqwaaha, ya Allah, anugerahkan taqwa di hati kami. Amin.

(Abu Umar Abdillah) ar-risalah