Rabu, 04 Agustus 2010
~* Karakter Wanita Shalihah *~
Dalam beberapa kurun terakhir, wanita Muslimah dihadapkan pada era jahiliyah modern, yang sulit untuk dihindari. Ekses dari masa yang disebut jahiliyah modern ini muncullah banyak wanita karir yang kebablasan dalam segala levelnya. Jumlah mereka kian hari kian bertambah. Boleh dibilang nyaris tidak ada jenis profesi yang belum dirambah kaum hawa.
Walhasil, eksistensi sebagai ratu rumah tangga yang membawa kedamaian dalam lingkupnya, berangsur-angsur memudar. Begitupun tugas sebagai ibu dari anak-anaknya mulai terabaikan. Yang terjadi justru sebaliknya, bahwa setiap saat, dengan mudahnya kita dapati wanita-wanita jahiliyah yang liar, dengan segala perilakunya yang jauh dari norma dan fitrahnya sebagai wanita. Beberepa waktu lalu, bahkan kita dikejutkan dengan munculnya “geng wanita” dengan perilakunya yang sadis.
Anehnya, semua itu dianggap sebagai emansipasi. Ini semua adalah kebutuhan manusia diera kini, katanya. Padahal sejatinya, apa yang mereka lakukan justru memperburuk citra dan fitrah sebagai wanita. Sebuah bentuk emansipasi yang salah kaprah. Mereka mengharap segenggam berlian dengan memasuki wilayah-wilayah kaum pria. Namun yang didapati, biduk keluarga yang berantakan, anak-anak terlantar, dan perceraian yang meningkat.
Masyarakat jahiliyah abad kini telah sedemikian jauh merobek hak dan martabat kaum hawa. Inilah yang membuat mereka terpuruk dalam lembah kenistaan. Banyak kaum Muslimah yang kabur perihal garis batas kewajiban mana yang harus dikerjakan, dan kewajiban mana yang harus ditinggalkan.
Anehnya, kaum Muslimah juga terseret dalam arus utama masyarakat jahiliyah ini. Akibatnya, nilai-nilai agung yang dibawa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam (SAW) 1400 tahun yang lalu pun disisihkan. Padahal bila mereka tetap pada posisinya, kemuliaan akan senantiasa Allah Subhanahu wa Ta’ala (SWT) limpahkan kepada mereka.
Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah yang menghormati wanita-wanita kecuali orang-orang mulia. Dan tidaklah yang menghinakan wanita kecuali orang yang hina pula.” (Riwayat Ibnu Asakir).
“Wanita itu tiang Negara, bila dia (wanita) baik, maka baiklah negara itu. Tetapi bila wanita itu rusak maka rusaklah negara itu.”(ahli hikmah).
Mestinya wanita bangga dengan sanjungan serta pujian tersebut. Bahkan hendaknya bersyukur karena Islam dengan segala keagungan syariatnya telah menjunjung tinggi martabat wanita.
Seorang wanita akan memiliki kekuatan sebagai benteng (pilar) sebuah bangsa apabila kepribadiannya telah terbebas dari segala bentuk kejahiliyahan. Dengan kata lain, bangsa tersebut akan berkembang dengan baik, kalau penyelenggara negara itu sendiri gigih memperjuangkan kaum wanitanya agar bersih dari sikap kejahiliyahan.
Rasulullah SAW bersabda: “Setelah kepergianku tidaklah aku tinggalkan fitnah yang lebih berbahaya bagi laki-laki melebihi wanita.”(Riwayat Mutafaqun’alaihi).
Juga dalam sabda yang lain, Raulullah SAW berpesan: “Takutlah kalian dengan fitnah dunia dan fitnah wanita. Sesunguhnya permulaan fitnah terthadap Bani Israil terjadi dari arah wanita.”(Riwayat Muslim).
Sumber Fitnah?
Kita kaum wanita pun bertanya, benarkah wanita merupakan sumber fitnah bagi kamu pria? Tidakkah mengada-ada bila wanita dikatakan sebagai perangkap setan untuk menjerumuskan lawan jenisnya ke lembah kemaksiatan?
Tak perlu ditutup-tutupi, bahwa dengan segala keindahan dan kelemahan yang kita miliki —yang sekaligus sesungguhnya merupakan kekuatan wanita– setan memperalat kita untuk mempengaruhi kaum pria, dengan segala cara.
Dalam sejarah umat manusia hal tersebut dapat dibuktikan. Tatkala setan gagal menggoda Adam alaihissalam (AS) secara langsung, Hawa memakan buah Khuldi (nama ini sebenarnya tidak tepat, sebab nama Khuldi adalah nama yang diberikan oleh setan untuk memperdaya Adam) yang terlarang itu. Maka terjadilah maksiat dan pelanggaran terhadap Allah SWT. Sampai detik ini, terhadap diri kita, di lingkungan masyarakakat tempat kita berkiprah, setan masih menggunakan trik-trik tersebut.
Pun, mengapa setan memilih wanita untuk menggelincirkan manusia? Karena wanita adalah sosok makhluk yang sangat unik, dan menarik. Sosok yang tidak akan ada habisnya untuk dibahas dari berbagai segi. Seniman mempunyai gambaran tentang wanita bahwa wanita sarat dengan berbagai keindahan dan sumber inspirasi yang tak pernah kering, katanya.
Bagi kaum profan-materialis, wanita adalah mesin produksi uang yang paling menguntungkan. Hampir di semua sisi wanita bisa dieksploitasi untuk menghasilkan pundi-pundi uang.
Di sinilah tragedi yang menimpa wanita. Maksud hati menaklukkan dunia, namun yang terjadi adalah para wanita sejatinya dijadikan objek dengan segala bentuknya. Mereka diperalat dengan sedikit iming-iming kesenangan. Walhasil, ruang istana yang disangka, tetapi kubangan duka yang diperolehnya.
Jika demikian halnya, mengapa kita tidak memilih apa yang telah dipilihkan oleh Allah SWT untuk kita? Menjadi wanita istimewa (shalihah) yang menjadi cahayanya zaman?
Ciri-ciri Wanita Shalihah
Lantas apa ciri-ciri wanita shalihah itu..?
Pertama, ia wanita yang paling taat kepada Allah SWT. Ketaatannya melebihi kepada apapun yang mesti ditaati.
Kedua, ia senantiasa menyerahkan segala urusan hidupnya kepada hukum dan syariat Allah SWT.
Ketiga, ia senantiasa menjadikan al-Qur’an dan al-Hadits sebagai sumber hukum dalam mengatur seluruh aspek kehidupannya.
Keempat, ibadahnya baik dan memiliki akhlak serta budi perketi yang mulia.
Kelima, tidak hobi berdusta, bergunjing dan riya’.
Keenam, berbuat baik dan berbakti kepada orangtuanya. Ia senantiasa mendoakan orangtuanya, menghormati mereka, menjaga dan melindungi keduanya.
Ketujuh, taat kepada suaminya. Menjaga harta suaminya dan mendidik anak-anaknya dengan kehidupan yang islami.
Kedelapan, jika dilihat menyenangkan, bila dipandang menyejukkan, dan menentramkan bila berada di dekatnya. Hati akan tenang bila meninggalkanya ketika pergi.
Kesembilan, melayani suaminya dengan baik, berhias hanya untuk suaminya, pandai membangkitkan dan memotifasi suaminya untuk berjuang membela agama Allah SWT.
Kesepuluh, ia tidak gemar bermewah-mewah dengan dunia, tawadhu dan bersikap sederhana.
Kesebelas, memiliki kesabaran luar biasa atas janji-janji Allah SWT. Ia tidak berhenti belajar untuk bekal hidupnya.
Itulah sekelumit catatan mengenai karakteristik wanita shalihah. Semoga kita dapat meneladaninya, sehingga jannah-lah tempat tinggal kita kelak di akhirat. Alllahumma amin.
*Nur Aminah, aktivis Muslimah Pondok Pesantren As-Syifa Ciamis, Jawa Barat
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
السلام عليكم
BalasHapusAku sangat menyukai isi blog ini, semoga tetap eksis dan selalu update. tukeran link blog yach!
http://ebigmedia.blogspot.com/
Faizal
wa'alaikumusslam...
BalasHapusalhamdulillah ,
mksieh akhi faizal .