Kamis, 05 Agustus 2010

__Memahami Pasangan__







Lelaki dan perempuan berbicara dengan pemaknaan yang berbeda. Agar tak jadi keretakan dalam berumahtangga, maka suami istri harus pandai berkomunikasi.


Semua orang pasti ingin dipahami, dimengerti apa maunya, dipenuhi kebutuhannya, dan dituruti keinginannya. Seorang istri yang sudah seharian sibuk dengan anak dan pekerjaan rumah, pasti sangat bahagia bila suami ikut membantu menjaga anak atau sekadar mencuci piring. Demikian pula seorang suami yang lelah setelah bekerja, pasti ingin disambut dan dilayani begitu sampai di depan rumah.

Tujuan Bersama

Pernikahan adalah bersatunya dua anak manusia yang berlainan jenis dan latar belakang. Lelaki dan perempuan dalam sebuah biduk rumah tangga laksana kepingan-kepingan puzzel yang satu sama lain akan saling mengisi. Mereka saling bersinergi, menyatukan dua kesatuan yang utuh. Semua itu hanya bisa terwujud, bila masing-masing pihak yakin bahwa terdapat keuntungan lebih besar jika menyatukan kekuatan, energi, bakat, dan sumber daya daripada tetap sendiri-sendiri.

Dalam Islam, pernikahan bukan sekadar melengkapi fitrah sebagai manusia, tetapi terwujudnya cita-cita besar membangun peradaban yang sesuai dengan nilai-nilai Ilahiyah. Cita-cita besar ini harus diawali dengan terbentuknya pribadi-pribadi yang mengenal dirinya. Mengenal bahwa ia membutuhkan orang lain untuk mengisi kekurangannya, melengkapi dirinya sebagai seorang manusia. “Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan agar kamu mengingat (Kebesaran Allah)” (Adz-Dzariyat [51]: 49).

Ketika seseorang menikah, itu artinya ia sepakat untuk menjadikan pasangannya sebagai bagian dari hidupnya. Ia perlu menyediakan tempat dalam kehidupannya untuk ‘manusia lain’. Ia tidak bisa lagi bertindak seenak hati, kapan saja, tanpa mempertimbangkan keinginan pasangannya. Ia harus bersedia melakukan penyesuaian, karena ada orang lain yang menapaki waktu dan berbagi perjalanan hidup bersamanya demi tujuan besar itu.

Kenali Pasangan

Lelaki dan perempuan adalah dua makhluk yang Allah Subhanahu wa Ta’ala (SWT) ciptakan berbeda. Bukan saja berbeda secara fisik, melainkan juga dalam cara berkomunikasi, cara berpikir, merasa, memahami, bereaksi, menanggapi, mencintai, dan memberi penghargaan. Mereka hampir-hampir seperti berasal dari planet yang berbeda, berbicara dengan bahasa yang berbeda.

Masing-masing mempunyai peran yang berbeda dan saling melengkapi. Laki-laku dengan fitrahnya sebagai seorang pemimpin yang bertanggung jawab atas kebutuhan keluarga. Laki-laki lebih mampu bekerja, berjuang, dan berusaha di luar rumah. Perempuan diciptakan dengan perasaan yang halus karena disiapkan Allah SWT sebagai madrasah pertama bagi anak-anaknya dan diberi kemampuan untuk mengurus rumah tangga. Seorang ‘Umar bin Khaththab pun tidak keberatan ketika diomeli istrinya. “Mengapa aku harus marah padanya? Ia sudah melahirkan dan mengurus anak-anakku.”

Selain itu, yang perlu diketahui untuk lebih mengenal siapa pasangan Anda sesungguhnya, adalah dengan mengenal keluarganya; bagaimana ia dididik dan diasuh oleh orangtuanya. Apakah ia terbiasa diasuh dengan pola disiplin yang tinggi atau selalu dimanja. Menurut Psikolog Keluarga, Elly Risman Musa, pola asuh akan membentuk karakter seseorang.

Kesadaran inilah yang harus dibangun. Tanpa kesadaran tersebut, suami dan istri akan selalu berselisih karena berharap pasangannya mirip dirinya. Kondisi seperti ini tentu sangat tidak kondusif dan kontraproduktif dalam membangun kebersamaan mencapai keluarga sakinah mawaddah warahmah.

Ubah Paradigma

Sebelum menikah, yang menjadi pusat perhatian seseorang adalah dirinya sendiri. Namun, setelah menikah sudut pandangnya berubah dari “aku” ke “kita”. Jika selama ini Anda hanya memikirkan keinginan atau kebutuhan diri Anda sendiri, sekarang cobalah ubah paradigma tersebut. Jika dulu segala hal selalu terpusat pada diri Anda (egosentris), sekarang pusat perhatian tersebut adalah kepentingan bersama; Anda dan pasangan.

Sekarang Anda tidak lagi sendiri. Ada orang lain yang berbagi kehidupan dengan Anda. Anda harus memahami bahwa bukan keinginan Anda saja yang harus selalu dituruti. Anda harus mau mengubah rencana sewaktu-waktu demi menampung aspirasi pasangan Anda. Semua itu demi kebahagiaan Anda berdua, demi mewujudkan tujuan bersama.

Bila Anda seorang laki-laki, sekarang Anda telah memiliki istri. Istri yang menjadi tanggung jawab Anda di dunia dan akhirat. Ada hak-haknya yang harus Anda perhatikan dan penuhi. Dan, bila Anda seorang perempuan, sekarang Anda telah memiliki wali, pengganti orangtua yang harus Anda taati. “…Seorang suami adalah pemimpin, dan dia akan diminta pertanggungjawaban atas kepemimpinannya itu. Seorang Istri adalah pemimpin, dan dia akan diminta pertanggungjawaban atas kepemimpinannya itu…” (Riwayat Bukhari)

Komunikasi

Dengan komunikasi yang baik, suami dan istri saling mengenal siapa diri mereka, apa yang mereka butuhkan dan inginkan, dan bagaimana perasaan mereka. Tanpa komunikasi, sebuah hubungan akan sangat sulit dibangun.

Sesungguhnya komunikasi tidak hanya berbicara dan mendengarkan tetapi menyangkut penciptaan saluran-saluran terbuka bagi aliran informasi tentang pikiran dan perasaan. Dasarnya adalah saling menghargai dan memahami serta kesediaan menyingkap yang sebenarnya.

Sampaikanlah kepada pasangan apa yang Anda sukai dan tidak disukai. Sampaikan pula apa yang Anda inginkan dari pasangan. Jangan berharap pasangan mengerti apa yang Anda inginkan, jika tidak dikomunikasikan. Ingat, bahwa Anda dan pasangan punya cara berpikir yang berbeda. Jalan pikiran Anda dan dia tidak sama. Oleh karena itu, jangan berpikir menurut cara berpikir Anda.

Jangan pernah mempunyai anggapan bila pasangan mencintai Anda, itu berarti ia selalu tahu apa yang Anda inginkan. Pasangan tetap seorang manusia biasa yang tidak dapat mengetahui apa yang tersimpan dalam hati. Malah terkadang, sesuatu yang menurut Anda begitu jelas terlihat, bisa jadi menurut pasangan tidak.

Perhatikanlah waktu dan cara yang tepat untuk mengomunikasikan apa yang menjadi keinginan Anda. Dengan mengetahui bagaimana cara berkomunikasi yang efektif, memungkinkan Anda mengungkapkan diri dengan jelas. Mulai dari sesuatu yang Anda anggap remeh sampai masalah yang sangat penting dan genting sekalipun. Bahkan, dengan komunikasi yang efektif, Anda bisa dengan tepat mengungkapkan apa yang Anda rasakan dan memastikan pasangan Anda bisa menerima dengan baik.

Terlepas dari semua itu, keyakinan bahwa Allah-lah yang mengatur siapa yang menjadi pasangan atau jodoh Anda perlu sungguh-sungguh ditanamkan. Juga, bahwa setiap manusia diciptakan berbeda satu sama lain. Pada masing-masing orang, Allah berikan kelebihan dan kekurangan. Kekurangan apa pun yang dimiliki pasangan Anda, terimalah itu dengan hati yang lapang. Bisa jadi Allah menjadikan banyak kebaikan di balik itu semua (An-Nisa [4]: 19).

SUARA HIDAYATULLAH JULI 2010 *Sandradewi, ibu rumah tangga tinggal di Tangerang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar