Selasa, 10 Agustus 2010

*** KEMUDAHAN DAN KESULITAN ***




Jangan perdulikan dimana kita ditempatkan, pada kesulitan atau kemudahan. Sesungguhnya kewajiban terhadap-Nya dalam kesulitan adalah ridho, sedangkan dalam kemudahan adalah syukur. Apalah artinya jika kemudahan itu hanya didapat dengan cara yang buruk. Ketika kesempitan sampai pada puncaknya maka saat itulah datang kelapangan dan ketika musibah telah menyempitkan tenggorokan maka saat itulah datang kemudahan. (Ali bin Abi Thalib r.a)

Rasulullah Saw bersabda: Barangsiapa mendapat nikmat, hendaknya ia memuji (bersyukur) kepada Allah, barangsiapa merasakan rezekinya datang terlambat, hendaknya ia meminta ampun kepada Allah, barangsiapa merasa duka cita karena sesuatu perkara, hendaklah ia mengucapkan: `Tiada Daya Dan Tiada Kekuatan Kecuali Dengan Pertolongan Allah` [HR. Ali KW]

Rasulullah Saw bersabda: Ada tiga perkara yang menyelamatkan. yaitu : takut kepada Allah dalam keadaan sembunyi atau terang-terangan, bersikap adil, baik dalam keadaan ridho atau keadaan marah, baik dalam keadaan miskin maupun kaya [HR. Abusy Syekh]

Rasulullah Saw bersabda: Ada tiga perkara, barangsiapa ketiga perkara ada dalam dirinya niscaya Allah menempatkannya dibawah naungan-Nya dan Dia mencurahkan rahmat kepadanya serta memasukkannya kedalam Surga, yaitu: apabila diberi ia bersyukur, apabila diberi ia mampu membalas, apabila marah ia sanggup menahan diri [HR. Baihaqi]

Rasulullah Saw bersabda: Tanda orang munafik ada tiga, yaitu apabila berbicara dusta, berjanji ingkar, dipercaya khianat [HR. Syaikhan]

Rasulullah Saw bersabda: Sesungguhnya Allah SWT menurunkan pertolongan sesuai dengan kadar yang diperlukan, dan Dia menurunkan kesabaran sesuai dengan kadar cobaan [HR. Ibnu ’Addi]

Rasulullah Saw bersabda: Apabila Allah mencintai seorang hamba, maka Allah memberinya cobaan supaya Allah mendengar tadharru'-nya (rintihan meminta kepada-Nya) [HR. Baihaqi].

Dan jika kamu bersyukur, niscaya Dia meridhoi bagimu kesyukuranmu itu [39:Az Zumar:7]

Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya’ (dengan shalat) dihadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali [04:An Nisaa’:142]

Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, (*)sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. (*)maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, (*)dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap [94:Alam Nasyrah:5~8]

Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya [02:Al Baqarah:286]

Sesungguhnya Aku memberi balasan kepada mereka dihari ini karena kesabaran mereka, sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang menang [23:Al Mu’minuun:111]

Setelah lapar ada kenyang, setelah haus ada kepuasan, setelah sakit ada kesembuhan, dalam kesesatan akan datang petunjuk, dalam kesulitan akan ada kemudahan, dalam kegelapan akan terang benderang.

`Mudah-mudahan Allah akan mendatangkan kemenangan (kepada Rasul-Nya), atau sesuatu keputusan dari sisi-Nya`(05:Al Maaidah:52). Sampaikan kabar kepada kegelapan malam, bahwa sang fajar pasti datang mengusirnya dari puncak-puncak gunung, dari dasar-dasar lembah; kepada orang yang dilanda kesulitan bahwa pertolongan akan datang secepat kelebatan cahaya dan kerdipan mata; kepada orang yang tertindas bahwa kelembutan dan dekapan hangat akan segera datang.

Setiap tangisan akan berujung dengan senyuman, ketakutan akan berakhir dengan rasa aman, dan kegelisahan akan sirna oleh kedamaian. Kobaran api tidak mampu membakar Nabi Ibrahim as, dan itu karena pertolongan Allah yang berfirman: `Hai api menjadi dinginlah dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim`(21:Al Anbiyaa’:69). Lautan luas tidak kuasa menenggelamkan Nabi Musa as, itu tak lain karena suara agung telah bertitah: `Sekali-kali tidak akan tersusul, sesungguhnya Tuhanku besertaku, kelak Dia akan memberi petunjuk kepadaku`(26:Asy Syu’araa:62). Mereka yang terperangkap pada kondisi yang sangat kelam umumnya hanya akan merasakan kesusahan, kesengsaraan dan keputus asaan dalam hidup. Itu karena mereka hanya menatap dinding-dinding kamar, pintu-pintu rumah mereka saja.

Padahal, mereka seharusnya menembuskan pandangan sampai ke belakang tabir dan berpikir labih jauh tentang hal-hal yang berada diluar pagar rumah mereka. Maka, jangan pernah merasa terhimpit, karena setiap keadaan pasti berubah seperti layaknya awan yang bergeser.

Dan sebaik-baik ibadah adalah menanti kemudahan dengan sabar. Betapapun, hari demi hari akan terus bergulir, tahun demi tahun akan selalu berganti, malam demi malam silih berganti. Meskipun demikian, Sang Maha Pencipta tidak akan dan pernah berubah dengan sifat-sifat-Nya yang sempurna.

Dan Allah akan menciptakan sesuatu yang baru yaitu kemudahan-kemudahan dibalik segala kesulitan. Jangan resah dengan musibah-musibah yang menimpa dan jangan mengeluh dengan kegetiran-kegetiran yang datang bertubi-tubi. `Sesungguhnya Allah jika mencintai suatu kaum maka Dia akan mendatangkan cobaan kepada mereka dan barangsiapa yang rela dengan ujian itu maka dia akan memperoleh kerelaan-Nya, dan barangsiapa membencinya maka dia akan memperoleh kebencian-Nya`(Al Hadits). (`Aidh Al-Qarni)

Jangan menyesali apa yang menimpa diri kita didunia, karena dunia telah ditetapkan sebagai tempat ujian/cobaan yang berupa kerisauan, kesulitan dan bencana. Maka sudah selayaknya dunia menyambut manusia dengan kerisauan, kesulitan dan bencana. Dan tanda lulusnya seorang hamba dari ujian/cobaan Allah ialah menyerahnya seseorang kepada-Nya sebelum perbuatan itu dimulai. (Pustaka)

Orang beriman identik dengan kehidupan, sementara orang munafik identik dengan kematian. Seorang yang beriman akan beramal karena Allah, sedang orang munafik akan beramal untuk manusia dengan mengharapkan pujian atas amal yang diperbuatnya. Amal orang beriman akan dilakukan dengan ikhlas, sementara amal orang munafik dilakukan pada saat ramai, amalnya adalah ketika ia dapat kemudahan tetapi ketika mendapat kesulitan ia tidak beramal. Ke-Islamannya hanyalah untuk menyelamatkan dirinya dan hartanya, sementara shalat, puasa dan ilmunya tidak berguna ketika ia dalam kesendiriannya maka yang asli baginya hanyalah kekufurannya. (Pustaka)

Kesulitan bukan berarti kita sudahi dengan berputus asa. Pastikan bahwa kita akan mengenal diri kita lebih baik dan mengenal kemampuan kita lebih maksimal didalam menghadapi kesulitan. Dan jangan melakukan sesuatu tanpa ilmu dan tanpa tahu kebenaran. (Pustaka)

Orang-orang beriman mempunyai banyak kendaraan. Jika mereka ditimpa kesulitan maka kendaraannya adalah sabar. jika mereka diberi nikmat kendaraannya adalah syukur. Jika mereka mengingat hukum-hukum Allah maka kendaraannya adalah ridho. Jika hawa nafsu mengajak pada suatu keburukan maka kendaraan mereka adalah umur, karena sisa umur lebih sedikit daripada yang telah berlalu. (Pustaka)

Al-Qur’an adalah penasehat yang tidak pernah menipu, pemberi petunjuk yang tidak pernah menyesatkan dan periwayat yang tidak pernah berbicara dusta. Penggunanya akan mencapai suatu tambahan dan pengurangan, penambahannya adalah petunjuk baginya dan pengurangannya adalah kebutaan hatinya. Pertolongan dari kesulitan, obat dari penyakit hati yaitu kemunafikan, kekafiran, kedurhakaan dan kesesatan. Al-Qur’an adalah pemberi syafa'at yang syafa'atnya akan diterima dan pembicara yang terpuji. (Pustaka)

Fiqhislam.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar