Bila Orang Tua Melanggar Agama
Abdullah tak pernah menyangka jika ayahnya , Abdullah bin Ubay adalah tokoh munafik sekaligus musuh utama Rasulullah . Sebenarnya , sosok ayah yang ia dambakan adalah seorang pria yang menjadi imam dalam membina keluarga untuk menjalankan agama . Pada kenyataannya justru ayahnya berada pada sisi keyakinan yang berbeda . Mau tak mau , kepala keluarga yang seharusnya paling erat hubungannya menjadi musuh yang harus di waspadai .
Perbedaan jalan hidup tersebut tak membuat Abdullah meninggalkan birrul walidain . Setiap saat , Abdullah selalu berusaha berbakti kepada orang tuanya . Ia tidak menggunakan kata-kata kasar . Melainkan kalimat yang halus dan dibalut kesopanan .
Konon , Abdullah bin Ubay pernah memecah belah antara muhajirin dan anshar dengan membangkitkan heroisme kaum anshar karena telah berjasa dalam menolong Rasulullah . Pada satu peperangan ia mengatakan , " sungguh , jika kita pulang ke madinah , pastilah orang yang mulia akan mengusir orang yang hina . " Orang yang mulia dalam pandangan Abdullah bin Ubay adalah dirinya , sedangkan orang hina yang akan diusir adalah Rasulullah .
Kala itu , semua orang menghujat Abdullah bin Ubay . Bahkan Umar pun sangat geram hingga ingin menghukum mati tokoh munafik tersebut . Namun , Abdullah mendinginkan suasana dengan memberi nasehat kepada ayahnya . " Demi Allah engkau tidak boleh pulang sebelum engkau mengakui dirimu yang hina dan Rasulullah yang mulia . " Akhirnya , Abdullah bin Ubay mengikuti nasehat putranya . Masalahpun terselesaikan dan konflikpun terpecahkan .
Konflik orang tua-anak seperti yang dialami Abdullah bin Abdullah bin Ubay memang banyak terjadi . Akar masalahnya yaitu tingkat pemahaman orang tua terhadap agama masih awam . Sehingga tatkala si anak mulai menampilkan syiar islam seperti menjauhi ikhtilat , mengikuti kajian islam intensif hingga memakai jilbab . Serta merta orang tua menjadi cemas lalu " membatasi " si anak dari menjalankan syariat .
Melihat kenyataan seperti diatas , tentu saja seorang anak tidak boleh tinggal diam . Karena membiarkan kemaksiatan di dalam rumah sama saja menjadi " syaitan ahras atau setan bisu " . Bukanlah setiap anggota keluarga berkewajiban saling menjaga satu sama lain sari api neraka . Selain itu , taat kepada orang tua bersifat relatif , selama tidak melanggar perintah Allah .
Meluruskan kesalahan orang tua tak ada bedanya dengan berdakwah kepada orang lain . Namun , cara yang di gunakan harus lebih halus dan sopan . Selain itu , harus memilih momen dan bahasa yang sesuai . kadang , suatu nasehat ditolak bukan karena nasehat tersebut salah , melainkan metode menyampaikannya yang kurang tepat .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar