Senin, 30 Mei 2011

~**~ Kalau Benar Cintakan Allah ~**~



Sebutlah nama Allah banyak-banyak. Maksud ayat al Quran dengan kalimah "berzikilah pada waktu pagi dan petang" itu adalah kita berzikir dengan kuantitas dan kuali yang tinggi. Zikir lidah, dzikir hati dan dzikir perbuatan semuanya menjurus ke membesarkan Allah, dan segala yang lain kecil belaka.

Lidah menyebut kalimat Allah, lalu hati merasakan kebesaran dan keagungan-Nya, dan tindakan menyusul bila kita Ubah segala perbuatan dengan hukum-hakamnya. Itulah zikir yang hakiki. Kesannya sepadu. Ia akan memberi ketenangan dan kekuatan.

Namun bila Allah dilupakan, umat akan kurang menyebut namaNya lagi. Ketika itu hati-hati pun standar dari merasakan kebesaran dan keagunganNya. Akibatnya hukum-hakamnya diabaikan dalam tindakan dan perbuatan. Bila ini terhadi jangan ditangisi jika Allah "lupakan" kita.

Allah hanya menjadi pembela kepada orang yang bertakwa. Orang yang bertakwa adalah orang yang banyak mengingat, dengan lidah, hati dan perbuatan. Menjadi seorang muslim saja (bukan muttaqin), tidak melayakkan kita mendapat jaminan bantuan daripada. Siapakah kita, muttaqin atau hanya muslim?

Kongsikan kepada kami produk Anda, lokasi bisnis, dan kehebatan pada produk Anda! Mari daftar di http://direktori.iluvislam.com sekarang! Promosi RM5 selama sebulan!

Muslim, lebih-lebih lagi muslim yang fasik, kurang berzikir malah ada yang tidak berzikir langsung. Apakah Allah akan mengingat kita jika kita melupakannya? Lalu terbiarlah kita dihina, dizalimi dan diperkotak-katikkan oleh musuh tanpa mendapat pembelaan.

Sayidina Umar pernah mengingatkan, bahwa dia lebih khawatir dosa-dosa yang dilakukan oleh tentara Islam dibandingkan kekuatan dan perencanaan musuh. Dosa-dosa akan mencegah dari datangnya bantuan Allah kepada kita. Kenapa orang melakukan dosa? Jawabnya, karena lupakan Allah. Lupa dzikir kepada. Justru, untuk mendapat kekuatan, jangan dosa. Dan untuk hindari dosa sentiasalah mengingat Allah.

Ya, masakan orang yang selalu ingatkan Allah tergamak bergelimang dengan dosa? Jika terlanjur sedikit pun mereka segera bertobat. Orang yang beginilah akan mendapat bantuan Allah dalam apa yang mereka usahakan dan perjuangkan. Mereka didukung oleh teman dan dihormati oleh lawan. Belum pun bertempik, hanya berbisik, orang akan mematuhi dan tunduk.

When Allah is your "friend", who is your enemy? Bila Allah akrab dengan kita, siapakah yang berani memusuhi kita? King Richard yang berhati singa itu pun tunduk kepada Sultan Salehuddin Al Ayubi. Mengapa? Apakah hanya karena kekuatan Salehuddin? Tidak, tetapi karena akhlak dan kepribadiannya yang ditempa oleh zikirullah. Hasilnya, sifat pemaaf, kasih-sayang dan prihatinya, tidak terbatas. Merentas sesuai bangsa, negara dan agama.

Musuh tidak terlalu cepat, tetapi orang Islam yang terlalu perlahan. Kita seharusnya ke depan dengan roh cinta dan kasih-sayang. Dengan cinta kita berdakwah, berargumentasi dan menjelaskan dengan penuh hemah dan hikmah tanpa dibauri oleh kebencian dan prasangka.

Dengan cinta kita tidak hanya menyebut namaNya, mengingat dan mendaulatkan hukum-hakamnya dalam diri tetapi kita akan kembangkan sayap cinta itu ke dalam rumah tangga, organisasi, masyarakat dan negara.

Kalau benar cintakan Allah, cintailah diri dan umat ini dengan banyak mengingat. Bangun seawal Subuh, bersih dan sucikan diri. Lalu shalatlah untuk mengingat. Kemudian, bertebaranlah di muka bumi untuk mencari rezeki yang halal dengan meninggalkan segala bentuk korupsi, riba dan penyimpangan.

Atur keluarga menurut syariat. Jauhkan pengungkapan aurat. Perangi pergaulan bebas, racun hedonisme dan fesyen bohemian dalam kehidupan diri dan remaja kita. Pacu kemajuan ekonomi, tetapi jangan lupakan hukum Ilahi. Bersiasahlah tetapi jauhi fitnah dan kepentingan diri. Ingatlah Allah! Jaga halal dan haram dalam setiap perilaku dan perbuatan.

Kalau benar cintakan Allah ... ingatlah: Cinta itu bukan kata-kata. Love is a verb - cinta itu tindakan. Bangkitlah dengan kecintaan bukan dengan satu kebencian. Jangan marahkan orang yang tidak cinta ... jika kita sendiri tidak cinta.

Marahkan diri kita dahulu, sebelum marahkan mereka. Tidak malukah kita kepada Allah, justru jika demikian ... berarti cinta kita hanya kata-kata? Hanya pura-pura?

- Artikel iluvislam.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar