Selasa, 31 Mei 2011

**~** Muhasabah Cinta **~**





"Cinta".
Kata yang biasa kita dengar dan ungkapkan.

Setiap manusia yang berpeluang hidup di muka bumi ini pasti mengalami perasaan cinta. Manusia memang dilahirkan secara fitrahnya memiliki perasaan cinta.

Seorang ibu sanggup berkorban nyawa untuk anaknya karena cintanya kepada anak.

Seorang bapa sanggup berkorban harta dan tenaga karena perasaan cintanya kepada keluarga.

Seorang mahasiswa sanggup mengarungi susah dan payah karena cintanya kepada ilmu.

Seorang perwira sanggup berkorban jiwa karena cintanya kepada tanah air.

Seorang hartawan sanggup berkorban waktu dan martabat karena cintanya kepada harta.

.. dan seorang pencinta konon sanggup melintasi lautan berapi lantaran cintanya kepada kekasihnya.

Secara dasarnya, kita sanggup berbuat apa saja karena ingin menjaga dan mengejar cinta.

Itulah cinta. Ia fitrah. Dan ia juga bisa menjadi fitnah.

Bisa menjadikan seseorang mulia atau hina. Ia bisa merubah manusia menjadi lebih baik di sisi Tuhan dan manusia, dan ia juga bisa menjatuhkan nilai seseorang dari sudut pandang Tuhan dan manusia.

Sudah lama kita menjalani kehidupan ini, dan sudah banyak kali kata 'cinta' kita ungkapkan dan luahkan.

Di kesempatan yang terbatas ini, marilah kita bermuhasabah. Muhasabah tentang cinta. Mudah-mudahan muhasabah ini bisa menyadarkan kita semua akan di mana letak duduknya rasa cinta kita? Di tempat yang sepatutnyakah? Atau sudah tersasarkah cinta kita selama ini?

01.Orang yang beriman sangat cinta kepada ALLAH

"Dan di antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman sangat cinta kepada Allah ..." - [Al Baqarah: 165]

02.Amaran Kepada Yang Meletakkan Cinta Kepada Mahkluq Dasar Ke ALLAH

Katakanlah: "Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, bisnis yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul -Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya. " "Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik." - [At Taubah: 24]

Cukuplah dengan dua ayat al-Quran di atas untuk kita mulai bermuhasabah.

Jika selama ini kita telah meletakkan cinta dan perhatian kepada makhluq, nah mulai hari ini marilah kita letakkan kembali rasa cinta dan kasih itu di tempat yang seharusnya.

Menyadari bahwa meletakkan cinta kepada Allah mengatasi segala-galanya, kita harus membuktikan rasa cinta itu.

Tidak cukup dengan hanya kalimat "aku cinta ALLAH" atau "ALLAH adalah segalanya buatku" atau seperti dengannya. Ia harus dibuktikan!

ALLAH subhanahu wata'ala telah berfirman di dalam al-Quran tentang pembuktian cinta kepada Allah adalah dengan mengikuti segala suruhan dan perintah yang telah disampaikan oleh Rasulullah sallAllahu 'alaihi wasallam:

Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." "Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." - [Ali-Imran: 31]

Justru, untuk merealisasikan rasa cinta kepada ALLAH, kita juga harus meletakkan rasa patuh dan cinta kepada Rasulullah sallAllahu 'alaihi wasallam. Al-hubb (cinta) dan al-ittiba '(ikut) Rasulullah sallAllahu' alaihi wasallam adalah suatu yang dituntut agama.

Muslimin-muslimat sekalian,

Sudah banyak rasa kecewa menyinggahi jiwa kita. Sudah tidak terkira kita rasa sedih bila orang yang kita cintai membuat sesuatu yang tidak kita sukai. Sudah acap kali kita didatangi keresahan saat harta yang kita cintai hilang atau berubah kepemilikan. Ya, cinta kepada makhluq pasti mengundang kekecewaan.

Jika cinta dan kasih diletakkan ke ALLAH melebihi rasa cinta kita ke makhluqNYA, niscaya kita tidak akan didatangi kecewa. Sedih yang melanda akan segera terobati bila cinta kepada ALLAH menguasai jiwa. Bahkan, jiwa akan hidup dalam ketenangan dan kemanisan iman akan mulai menyerap ke dalam jiwa.

Hadis riwayat Anas ra, dia berkata bahwa Nabi sallAllahu 'alaihi wasallam bersabda:

"Ada tiga hal yang barang siapa mengamalkannya, maka ia dapat menemukan manisnya iman, yaitu orang yang lebih mencintai Allah dan Rasul-Nya dari yang lain, mencintai orang lain hanya karena Allah, tidak suka kembali ke dalam kekufuran (setelah Allah menyelamatkannya) sebagaimana ia tidak suka dilemparkan ke dalam neraka. " - [Shahih Muslim no.60]

Semoga tulisan singkat ini bisa memicu rasa ingin memperbaiki rasa cinta kepadanya. Mudah-mudahan kita semua tergolong dalam kelompok manusia yang menempatkan dambaan cinta dan redha ALLAH sebagai yang terutama, amin.






Wallahu A'lam.

- Artikel iluvislam.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar