Senin, 30 Mei 2011

~**~ Saidatina Khadijah: Contohilah Dia Wahai Wanita ~**~




Sebab apa jadi begini? Sejak hari-hari yang saya lalui minggu ini, saya terbaca banyak hal dan belajar berbagai hal tentang wanita.

Dan hari-hari yang saya lalui di tempat saya menghubungkan belajar ini, saya melihat berbagai ragam dan jenis wanita.

Dan dengan itu juga, saya ingin berbagi dengan kalian akan judul tentang, 'Wanita'.

Dalam realitas dunia yang penuh dengan kemajuan hari ini, kita dapat lihat bahwa wanita-wanita juga seiring dengan kebangkitan kemajuan pada hari ini.

Akan tetapi, kita dapat lihat juga segelintir di kalangan wanita-wanita yang menjadikan diri mereka ini sebagai fitnah yang besar, terutama ke agama mereka sendiri.

Rasulullah SAW bersabda; "Berhati-hatilah kalian dari godaan dunia, dan Waspadailah terhadap wanita, sebab fitnah pertama yang menimpa Bani Israil adalah fitnah wanita" - HR Muslim

"Tidak aku tinggalkan fitnah yang lebih berbahaya bagi seorang lelaki dari (fitnah) wanita." - HR Bukhari

Bila membicarakan tentang fitnah wanita, bukan berarti wanita itu jahat dan menyukai keburukan.

Tetapi apa yang dimaksud adalah kondisi mereka itu mampu menjadikan lelaki lupa daratan dan bila usaha pencegahan tidak dilakukan, akan terjadilah hal-hal yang tidak diinginkan.

Ini sudah pasti apabila lelaki yang berkenaan tidak berhati-hati. Bagaikan binatang ternak yang memakan rumput dekat dengan padang larangan, adalah mudah bagi binatang itu memasuki area tersebut.

Dan pada hari ini juga, kita dapat lihat wanita-wanita Islam semakin banyak antara mereka yang terhakis akhlaknya berikutnya menghilangkan identitas Muslimah sejati dari diri mereka.

Dengan ini, saya ingin mengajak kita semua, tidak kira kaum pria dan kaum wanita untuk sama-sama menelusuri kisah kehidupan seorang wanita yang kehidupannya banyak dijadikan sebagai tulang punggung pendukung seorang pria.

Siapakah wanita itu? Semestinya dialah riwayat Khadijah ra. Istri tercinta seorang pria, Nabi Muhammad SAW.

Mengapa saya ingin memberitahukan kepada wanita-wanita sekalian akan kisah wanita ini?

Karena hakikatnya juga, wanita-wanita pada hari ini lebih menjadikan artis-artis sebagai idola dan pujaan hati dalam diri mereka untuk dicontoh.

"Demi Allah, tidak ada ganti yang lebih baik dari dia, yang beriman kepadaku saat semua orang ingkar, yang percaya kepadaku ketika semua mendustakan, yang mengorbankan semua hartanya saat semua berusaha mempertahankannya dan darinyalah aku mendapatkan keturunan."

Begitulah Rasulullah saw berkata tentang kepribadian Khadijah, istrinya.

Seorang istri sejati, muslimah yang dengan segenap kemampuan dirinya berkorban demi kejayaan Islam

Siti Khadijah berasal dari keturunan yang terhormat, memiliki harta kekayaan yang tidak sedikit serta terkenal sebagai wanita yang tegas dan cerdas.

Bukan sekali dua kali pemuka kaum Quraisy mencoba untuk mempersunting dirinya.

Tetapi pilihannya justru, jatuh pada seorang pemuda yang bernama Muhammad, pemuda yang begitu mengenal harga dirinya, yang tidak tergiur oleh kekayaan dan kecantikan yang dimiliki oleh riwayat Khadijah Khuwailid ra.

Riwayat Khadijah RA merupakan wanita pertama beriman kepada Allah dan Rasul-Nya.

Ia banyak membantu dan memperteguhkan tekad Rasulullah SAW melaksanakan risalah dakwah.

Ia berusaha meringankan kepedihan hati dan menghilangkan keletihan serta penderitaan yang dialami oleh suaminya dalam menjalankan tugas dakwah.

Inilah keistimewaan dan keutamaan Khadijah dalam sejarah perjuangan Islam.

Ia adalah sumber kekuatan yang berada di belakang Rasulullah SAW. Apakah banyak wanita-wanita yang bergelar istri di luar sana mencontoh sebagaimana pribadi Ummul Mukminin ini?

Sanggup bersusah-payah bersama suami meskipun seorang yang kaya-raya ... Dan apakah wanita-wanita di luar sana, yang bakal bergelar isteri, siap mencontoh pribadi Ummul Mukminin ini?

Bila ditanya tentang Siti Khadijah RA akan perpisahan Rasulullah SAW atas kepergiannya, Rasulullah SAW menjawab, "Ya! Sesungguhnya Khadijah adalah administrator dan ibu rumah yang terbaik."

Buat wanita-wanita yang membaca dan berbagi pandangan bersama, Apakah ada wanita lain yang dapat menyambut sedemikian baik peristiwa bersejarah yang terjadi di Gua Hira seperti yang dilakukan oleh Khadijah kepada suaminya?

Apa yang dikatakan oleh Khadijah kepada suaminya pada saat menghadapi peristiwa besar itu menunjukkan betapa besarnya kepercayaan dan kasih sayang seorang isteri kepada suami yang dilandasi iman yang teguh.

Sedikit pun Khadijah tidak ragu atau syak di dalam hatinya.

Persoalannya, dapatkah kita jika sebagai suami dan istri terjadi demikian untuk diri dan tugas masing-masing?

Khadijah berusaha menabahkan hati suami yang ditaatinya dengan berkata, "Wahai kekanda, demi Allah, Tuhan tidak akan mengecewakanmu karena sesungguhnya kekanda adalah orang yang selalu memupuk dan menjaga kekeluargaan serta sanggup memikul tanggung jawab.

Dirimu dikenal sebagai penolong kaum yang sengsara, sebagai tuan rumah yang menyenangkan tamu, ringan tangan dalam memberi pertolongan, senantiasa berbicara benar dan setia kepada amanah. "

Memang, wanita-wanita yang begitu tinggi derajatnya dalam Islam dalam lipatan sejarah suatu waktu sebelumnya semakin dilupakan.
Kesetiaan yang mendorong kegigihan

Mari kita teliti, fahami serta hayati beberapa gambaran kesetiaan Khadijah yang telah membangun kekuatan pada diri dan kehidupan penegak risalah Islam itu.

Sepanjang hidupnya bersama Rasulullah SAW, Khadijah begitu setia menyertai baginda dalam setiap peristiwa suka dan duka.

Setiap kali suaminya ke Gua Hira, beliau pasti menyiapkan semua bekalan dan keperluannya. Seandainya Rasulullah SAW agak lama tidak pulang, beliau akan meninjau untuk memastikan keamanan beliau. Jika beliau khusyuk bermunajat, beliau tinggal di rumah dengan sabar sehingga beliau pulang.

Bila suaminya mengadu kesusahan serta berada dalam keadaan gelisah, beliau dengan segenap mungkin mententeram dan menghiburnya sehingga suaminya benar-benar merasakan ketenangan.

Setiap ancaman dan penganiayaan dihadapi bersama.

Malah dalam banyak kegiatan peribadatan Rasulullah SAW, Khadijah pasti bersama dan membantu beliau seperti menyediakan air untuk mengambil wudhu.

Kecintaan Khadijah bukanlah sekadar kecintaan kepada suami, sebaliknya yang jelas adalah berlandaskan keyakinan yang kuat tentang keesaan Allah SWT.

Segala pengorbanan untuk suaminya adalah ikhlas untuk mencari keridaan Allah SWT.

Allah Maha Adil dalam memberi rahmat-Nya.

Setiap amalan yang dilaksanakan dengan penuh keikhlasan pasti mendapat ganjaran yang berkekalan.

Firman Allah:

"Barang siapa yang mengerjakan amalan saleh, baik pria maupun wanita dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami berikan balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan." - An-Nahl: 97

Janji Allah itu pasti benar. Dampak kesetiaan Khadijah bukan sekadar menghasilkan kekuatan yang mendorong kegigihan dan perjuangan Rasulullah SAW, malah membawa barakah yang besar kepada rumah tangga mereka berdua.

Anak-anak yang lahir juga adalah anak-anak yang saleh.

Keturunan zuriat ahlul-bait Rasulullah SAW merupakan insan yang senantiasa taat melaksanakan perintah Allah SWT.

Semua ini menghasilkan kekuatan yang membantu meningkatkan perjuangan Islam.

Wahai pria, wanita bagaimana yang kamu hajatkan sebagai pasangan hidup, tulang belakang (pendukung) hidupmu dan pembimbing anak-anakmu?

Wahai wanita, suami yang bagaimanakah pribadinya yang kamu inginkan sebagai pemimpin, pembimbing dirimu dan keluargamu?

Wahai ummah, wanita yang bagaimanakah kita lihat pada hari ini, yang bagaimana kita cari, dan yang bagaimanakah kita puja dan puji?

Moga-moga renungan ini sedikit banyak membuka mata buat kaum Hawa dan kaum Adam yang membacanya.

Agar sebagai persediaan buat hari-hari berikutnya.

- Artikel iluvislam.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar