Jumat, 17 Juni 2011

**~** Tarbiyyah Satu Proses Pengalaman **~**




Seringkali, kesibukan dijadikan alasan untuk tidak memenuhi kewajiban di dalam perjuangan.

Seharusnya disadari, kesibukan bukanlah satu masalah dalam memenuhi kewajiban perjuangan.

Ini karena, keduanya adalah proses pengalaman yang selalu mematangkan diri.

Bagaimana menghadapinya, yakni antara kesibukan tanggung jawab ada dan tanggung jawab perjuangan?

Bagaimana menangani diri kita dalam mensikapi tantangan kesuntukan masa ini?

Ada orang yang selalu menggunakan kesibukan sebagai alasan.

Alasan tidak dapat datang majlis-majlis pengajian. Tidak dapat datang usrah. Tidak dapat datang pertemuan dan macam-macam lagi pengajian.

Ada juga karena kesibukan dijadikan alasan tidak dapat beramal. Shalat tidak berjamaah, tinggal dzikir Ma'thurat, tidak ada waktu untuk al-Quran juga tidak dapat bangun malam bertahajjud.

Selain itu ada juga yang membuat alasan karena tanggung jawab perjuangan, terabai langsung amal fardi.

Inilah alasan-alasan yang datang dari nafsu dan kerendahan himmah seorang yang mengaku pejuang ..!

Justru, tarbiyyah bukan semata-mata fikrah. Tarbiyyah bukan semata-mata kekuatan hujjah.

Tarbiyyah bukan semata-mata ilmiyyah. Namun, ia adalah proses perubahan melalui pengalaman beramal dengan ilmu, berpegang dengan fikrah ini pengalaman menangani diri dalam menghadapi arus kehidupan yang penuh dengan kesibukan dan tanggung jawab perjuangan.

Tarbiyyah adalah satu proses merasakan pengalaman. Bagaimana rasanya berpegang teguh dengan Islam sebagai cara hidup. Bagaimana rasanya beramal dan merasakan lezat beramal. Bagaimana rasanya bila berjuang dan merasakan pahit getir perjuangan. Bagaimana rasanya bersusah payah dalam perjuangan dan sabar dalam bersusah payah.

Oleh itu, jika pernah rasa senang maka kena rasa juga susah. Jika pernah rasa menang maka kena rasa juga kalah. Jika pernah rasa kuat maka kena rasa juga lemah. Semua itu memberi pengalaman merasakan sunnah dan realitas perjuangan. Barulah seorang pejuang itu menjadi matang dalam tarbiyyahnya.

Firman Allah Azza wa Jalla yang artinya:

Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga sedangkan belum lagi datang kepadamu apa yang telah mengenai orang-orang yang sebelum kamu; mereka dirasakan dengan kesakitan dan kemiskinan dan digoncangkan (pegangan) mereka sehingga berkata Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya, ' Kapan lagi datang pertolongan Allah 'Ingatlah sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat ". (Surah al-Baqarah: 214)

Oleh itu, ya anak-anak, kukuhkanlah amalanmu, terjunlah ke medan perjuangan, tinggalkanlah alam mimpi fikrah dan idealismamu.

Niscaya antum akan menjadi pejuang aqidah dan fikrah yang sebenarnya.

Menjadi pencinta mati syahid demi surga Allah yang tinggi.

iLuvislam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar