Rabu, 13 Juli 2011
~**~ aku Lemah ~**~
Saat dilanda ujian dan dugaan, kita bertempik kecewa. Tika cobaan datang, serasa sesak dada sampai berprasangka buruk kepada Tuhan. Tatkala dihempit derita, kita menangis sambil meratapi kesedihan yang melanda.
Bahkan saat itu, kita lupa pada kalimat 'sabar' dan 'ridha'. Kita juga lupa bahwa kita ada Allah Yang Maha Esa. Kita tidak menyakini bahwa dengan kehadiran tes itu, sebenarnya adalah cobaan yang Allah SWT turunkan buat menguji sejauh mana keimanan hamba-hambaNya.
Bukankah Allah SWT telah mengabarkan kepada kita tentang cobaan buat orang-orang beriman?
"Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang sebelum kamu? Mereka telah ditimpa kemiskinan (kerusakan hartabenda) dan serangan penyakit, serta digoncangkan (oleh ancaman bahaya musuh), sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman yang ada bersamanya: Bilakah (datangnya) pertolongan Allah? " Ketahuilah sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat (asalkan kamu bersabar dan mematuhi agama Allah). "
(Al-Baqarah: 214)
Maka setelah diturunkan tes ganda-ganda untuk menguji keimanan hambaNya, Allah SWT mengingatkan kita pada kalimat 'sabar'. Karena kesabaran adalah senjata untuk menghadapi segala mehnah dan tribulasi.
"Sesungguhnya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka dengan tidak terkira."
(Az-Zumar: 10)
"Wahai orang-orang yang beriman! Bersabarlah kamu (menghadapi segala kesulitan dalam mengerjakan hal-hal yang berkebajikan )..."
(Ali-Imran: 200)
Allah SWT menjanjikan pertolongan saat mengalami kesulitan, dengan persyaratan kita harus bersabar menghadapinya. Jangan pernah kita berpaling dari Allah SWT, atau menjauh dariNya. Dibimbangi kita akan terjerumus ke lembah kehinaan dengan mengikuti jalan sulit yang dihembuskan setan durjana. Setan sama sekali tidak akan senang kepada hamba-hambaNya yang sabar dan selalu mematuhi tali Allah SWT. Biarkan setan kecewa dengan sikap kita yang keras melawan bisikan-bisikannya. Perbanyak doa dan shalat agar tali yang mengikat kepada Tuhan bertambah utuh dan kuat.
Tatkala dihadirkan Ujian
Setiap kesabaran yang terintegrasi, adalah lahir dari hati dan nurani yang bersih. Hati yang kotor, adalah amat payah untuk menerima sebuah kesabaran dan rasa redha berkepanjangan.
Kebeningan hati laksana sebuah istana kokoh, mampu menahan segala serangan musuh. Sekuat mana musuh itu, jika istana yang dibangun dibentengi perisai kokoh, penjaga berdisplin dan teratur, serta senjata penangkis yang utuh, pasti musuh tersungkur rebah tanpa sempat menawan istana itu.
Dari Abu Said al-Khudri RA, sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda:
"Barangsiapa yang berusaha untuk sabar, maka Allah SWT akan menjadikannya mampu bersabar. Tidak ada pemberian yang diberikan kepada seseorang yang lebih baik dan lebih luas dari kesabaran."
(Muttafaq 'alaih)
Begitu juga hati kita, apabila dibangun dengan benteng kesabaran, dikelilingi senjata redha, dan sistem pertahanan berupa doa yang tak putus-putus, niscaya ia sulit untuk diroboh. Saat itu, Allah SWT pasti akan menurunkan pertolongannya yang berupa kekuatan menyinari dalamnya dan memberikan ganjaran berlipat ganda pada kesabaran yang menghiasi diri Nya.
Dari Abu Malik al-Asy'ari ra berkata, Rasulullah SAW bersabda:
"Sabar adalah cahaya ..."
(HR Muslim)
Rasulullah SAW pernah berpesan kepada kita, bahwa ketika Allah SWT menyayangi suatu kaum, pasti Allah SWT akan menurunkan cobaan. Alhasil, Allah SWT akan menilai sejauh mana titik kesabaran yang terbentuk. Terkadang, ada beberapa manusia membenci kesusahan, kesakitan, beban yang ditimpakan ke atasnya sehingga bertempik benci dan mengeluh panjang kepada Allah SWT. Maka, jika itulah kondisinya, ini berarti manusia itu telah memesan murka Allah SWT. Tatkala itu, Allah SWT akan menimpakan kemurkaanNya dengan penilaian dosa. Dosa akibat lemahnya rasa sabar manusia terhadap tes yang dihadapi.
Hadis yang telah dikeluarkan oleh Ahmad melalui jalur Mahmud bin Labid menyatakan, Rasulullah SAW bersabda:
"Sesungguhnya Allah Azza Wajalla jika mencintai suatu kaum, maka Allah akan memberikan cobaan kepada mereka. Barangsiapa yang sabar, maka dia berhak mendapatkan (pahala) kesabarannya. Dan barangsiapa marah, maka dia pun berhak mendapatkan (dosa) kemarahannya."
Telah disebut oleh al-Qirafi bahwa adanya ijma '(kesepakatan) di kalangan ulama' mujtahid bahwa haram hukumnya kita marah terhadap qadha Allah SWT. Keharaman marah terhadap qadha juga ada disebut dalam sebuah hadis lain berbunyi:
Rasulullah bersabda: "Sesungguhnya jika Allah akan mencintai suatu kaum, maka Dia akan memberikan tes kepada mereka. Barangsiapa yang bersabar maka kesabaran itu bermanfaat baginya. Dan barangsiapa marah (tidak sabar) maka kemarahan itu akan kembali kepadanya."
(HR. Imam Ahmad dan Imam at-Tirmidzi. Ibnu Muflih berkata: "Isnad hadits ini baik")
"Sebab aku tidak ada uang, aku harus mencuri. Mungkin Allah SWT tidak menyayangiku lagi." Desis individu yang bersangatan kecewa tanpa dibatasi iman.
"Allah, mengapa Engkau turunkan tes semacam, mengapa?!" Bentak individu lain tanda kecewa.
Kasus seperti ini terlalu banyak terjadi di dalam masyarakat kita. Kita selalu marah-marah pada Pencipta bila letih menerima cobaan, sampai ada yang sanggup mencaci-maki bagai orang gila yang tidak berpedoman. Kita menyalahkan Allah SWT, menyalahkan takdir, menyalahkan qadar ketentuan Ilahi tanpa menggunakan neraca iman dan ilmu. Kita tidak lagi memandang akan hikmah tersembunyi.
Lantas, kekecewaan bersalut dosa terus membelenggu diri, merantai jiwa sampai tertutup pintu hati kepada sebuah kebenaran. Nauzubillahhi minzalik.
Sumber: Farid Rashidi
قل يعباد ٱلذين ءامنوا ٱتقوا ربكم للذين أحسنوا فى هذه ٱلدنيا حسنة وأرض ٱلله وٲسعة إنما يوفى ٱلصبرون أجرهم بغير حساب
Katakanlah (wahai Muhammad, akan firmanKu ini, kepada orang-orang yang berakal sempurna itu): Wahai hamba-hambaKu yang beriman! Bertakwalah kepada Tuhanmu. (Ingatlah) orang-orang yang berbuat baik di dunia ini akan memperoleh kebaikan (yang sebenar di akhirat) dan (ingatlah) bumi Allah ini luas (untuk berhijrah sekiranya kamu ditindas). Sesungguhnya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka dengan tidak terkira.
(Surah Az-Zumar 39: Ayat 10)
ILuvislam
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar