Rabu, 13 Juli 2011
~**~ Ayo Benahi Hati ~**~
Malam itu damai. Angin bertiup seperti biasa.
Saya bersama delapan lagi Sahibah seusrah duduk menikmati udara malam.
"Umar dulu, pernah beliau bawa sahabat duduk dalam satu kamar dan bertanya, kalau kamu diberi kesempatan membuat permintaan, apa yang kamu minta?" Saya bersuara. Satu persatu wajah Sahibah saya pandang.
"Perabot."
"Kenyamanan."
"Ukhwah."
Berbagai jawaban yang muncul, menggamitkan suasana.
"Betul, semua benar. Mumtaz." Ayat saya berhenti sebentar di situ.
"Tapi ... Sahabat menjawab, aku mau kamar ini dipenuhi dengan emas, agar aku bisa gunakan untuk Islam. Umar berkata lagi, buatlah permintaan! Sahabat pun menjawab, aku mau kamar ini dipenuhi dengan berlian agar aku bisa gunakan untuk Islam, dan sekali lagi Umar berkata, buatlah permintaan! Sahabat bingung dan membalas, Aku sudah tidak tahu mau berkata apa lagi wahai Amirul Mukminin, apakah permintaanmu pula? "
Wajah semua Sahibah saya tatap. "Agak-agak Umar nak apa?"
Semua diam, menanti bicara selanjutnya.
"Umar pun berkata, aku mau kamar ini dipenuhi oleh manusia yang seperti Abu Ubaydah dan Muaz bin Jabal agar aku bisa mengirim mereka untuk Jihad!"
Sahibah senyum, mengerti makna yang tersirat.
Sumber manusia adalah lebih penting dari materi!
Proses Hati
Segala kemaksiatan dan kejahatan yang terjadi rata-ratanya bersumber dari permasalahan hati. Hati yang rusak dan hitam, mana mungkin dapat merasakan lagi segala dosa yang dilakukan. Sensitivitas yang ada di hati sedikit demi sedikit hilang dengan kebiasaan dosa.
Ibarat sebuah cermin
Cermin yang bersih dan bersinar, jika kita lihat ke dalamnya dan tiba-tiba pula ada jerawat baru di wajah kita, kita pasti nampak.
Tapi, Jika cermin itu kotor dan berdebu, kita lihatlah ke dalamnya, ada jerawat 5 biji baru naik pun susah untuk dilihat. Jadi payahlah untuk kita mendeteksi kotoran di wajah.
Bila hati kotor, dosa menjadi biasa, maksiat merajalela.
Semuanya gara-gara sekeping hati yang sudah berubah wajahnya. Hitam, kelam, sekelam masa depan yang semakin tenggelam.
Masyarakat yang kucar-kacir.
Pemimpin yang pecah amanah.
Pelajar yang memberontak sini-sana.
Kasus bunuh diri.
Dan bermacam lagi.
Semua itu bersumber dari satu hal: HATI.
Karena itu munculnya satu hadits,
Dalam setiap badan manusia itu ada segumpal daging, jika baik daging itu maka baiklah seluruhnya, jika buruk daging itu maka buruklah keseluruhan. Itu adalah HATI.
Umpama raja dalam diri. Kawallah raja itu, agar setiap waktu bersama Ilahi, moga nanti badan bergerak seperti seorang manusiawi.
Bersihkan Hati
Dosa adalah ibarat racun yang memakan diri, sedangkan hati pula adalah salah satu hal yang sangat sulit untuk dijaga.
Tsabit bin Qurah berkata: istirahat badan adalah dengan tidak makan, istirahat jiwa adalah dengan tidak melakukan dosa dan istirahat lidah adalah dengan tidak berbicara.
Berilah setiap istirahat itu kepada diri, moga kelak hati suci kembali.
Jika default obatnya adalah dengan menyadari tugas yang Allah beri, Maka ubatlah hati yang penuh dosa dengan bertobat kepada Ilahi!
Bersihkan hati, bersihkan diri. Ayo menjadi 'sumber manusia' yang berharga untuk Islam.
Moga Allah meredhai.
Wallahu'alam
- Artikel iluvislam.com
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar