Rabu, 13 Juli 2011

~**~ Mengapa Harus Bersedih? ~**~




Allah benar janji-Nya.
Allah telah menentukan sesuatu. Yang hilang tidak berarti binasa.

Yang pergi tidak berarti kita hilang segala.

Kalau kita ukur - banyak mana yang Allah ambil, dibanding dengan banyak mana yang Allah telah berikan kepada kita.

Firman Allah:

"Kalau kita mencoba hitung nikmat Allah, niscaya tidak akan terhitung banyaknya." - [Ibrahim 14:34]

Mata, telinga, mulut, kaki dan sebagainya. Harta yang melimpah ruah. Pandang yang sekitarmu. Apa yang kurang?

Tidak ada apa yang kurang, saudara. Rumah, mobil, istri, anak-anak, segalanya cukup.

Dan ketika musibah menimpa, Allah tarik balik sedikit saja dari karunia-Nya, mengapa harus berdukacita?

Mengapa harus bersedih? Bukankah itu pertanda bahwa Allah mungkin mengganti dengan sesuatu yang lebih baik?

Allah tarik sesuatu untuk Allah berikan sesuatu yang lain. Tidak mustahil.

Berlapang dada kepada Allah, bahwa Allah menentukan segalanya. Yakinlah.

Firman Allah:

"Jangan takut, jangan bersedih hati." - [Al-Ankabut 29:33]

Terkadang manusia merasa dukacita karena beban hidup yang terlalu banyak. Penyakit yang menimpa.

Masalah keluarga yang banyak. Masalah anak, masalah istri, masalah tetangga, masalah kerja, masalah mobil, masalah itu dan sebagainya.

Maka dia bersedih, dia berdukacita, jiwanya tertekan.

Mengapa harus bersedih? Bukankah hidup ini penuh dengan perjuangan mengatasi segala masalah?

Hidup berarti kita menghadapi masalah.

Orang yang tidak mau menghadapi masalah maka dia tidak layak untuk hidup di dunia ini.

Masalah yang besar yang tetap akan kita hadapi adalah hasutan iblis dan setan. Tidak ada masalah yang lebih besar dari itu.

Mungkin kita merasakan bahwa masalah anak yang terlalu menekan.

Anak kita nakal, anak kita degil, anak kita tidak mendengar cakap, anak kita suka melawan, dan sebagainya.

Saudara, bukankah itu mengajak kita berusaha berjihad mendidiknya?!

Dan setiap didikan kita kepada anak kita akan diberikan pahala oleh Allah SWT. Lantas berusahalah untuk mendidiknya, mengajarinya, mengasuhnya, dengan cara yang terbaik.

Apakah ada masalah yang lebih besar di dunia ini dari masalah menghadapi hasutan setan, dengan iblis?

Setan yang selalu mengajak kita untuk melakukan kejahatan, setan yang selalu mengajak kita untuk melakukan maksiat.

Itu masalah yang besar. Sebab itu mujahadatun-nafs - melawan nafsu, melawan setan, melawan iblis, itu adalah dasar bagi perjuangan jihad manusia di muka bumi ini.

Iblis bersumpah dengan Allah SWT bahwa dia akan mengganggu Bani Adam, dia akan menggoda Bani Adam, dia akan menyesatkan Bani Adam. Mereka akan berusaha melakukan itu terus, sejak kita kecil, orang dewasa sampai kembali kepada Allah SWT.

Ini masalah yang harus kita hadapi. Adapun selain itu anggaplah ia asam garam kehidupan.

Masalah yang kita lalui mematangkan jiwa kita, mematangkan akal kita, mematangkan pribadi kita.

Akhirnya orang yang sudah banyak melalui masalah, dia menjadi manusia yang tenang, karena dia rasa lapang dengan segala solusi yang dia hadapi.

Yakinlah dengan masalah diserahkan kepada Allah. Kita sejauh berusaha, Allah jua yang menentukan.

- Artikel iluvislam.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar