Jumat, 29 Juli 2011

~**~ Ketenangan Adakah Dijual Di Sini ~**~



Pernah tak nampak signboard macam ni, "Ketenangan ada dijual disini, dapatkan segera!"
atau iklan macam ni, "Ketenangan untuk dijual" atau bila buat pencarian di mudah.com, jumpa "Untuk dijual: Ketenangan". Pernah tak kita jumpa? Erm ... saya yakin, belum pernah ada ketenangan terjual di mana-mana.

Penting ke ketenangan ni?

Pernah sesekali atau kerapkali mungkin, dalam hidup ini kita diuji dengan dugaan yang kita rasakan sangat berat, sampai kita jatuh terduduk, tergamam, terpana. Terasa jiwayang tenang mulai berombak, pikiran yang lapang terasa sesak. Dunia yang semalamnya cerah, hari ini terasa gelap gulita, tidak cahaya, tidak apa-apa. Kita teraba-raba, mencari tangan-tangan untuk berpaut, menemukan bahu-bahu untuk bersandar, menemukan dinginnya embun nasehat buat mendinginkan hati, saljunya madah kata pemujuk jiwa yang bisa mengembalikan kelamnya hidup kita. Kita tercari-cari mana pasangan, anak-anak, sahabat-sahabat kita. Apakah ketenangan ada bersama mereka?

Namun, kita rasa hampa karena tidak ada tangan yang datang menyumbang, tidak bahu yang datang mendekat, tidak curahan kata, tidak madah pujangga, tidak apa-apa. Sedang hati kita semakin terjerut kehibaan, mengenang dugaan yang semakin memberat, sedang jalan keluar seakan tidak terlihat, kita seolah tersesat di hutan belantara, di malam kelam yang tidak semuanya, tidak juga bulan indikator haluan.

Mungkin juga sesekali, seolah terdengar sayup-sayup bantuan yang datang, ada insan-insan yang mencoba mengulurkan pertolongan. Namun, suami, istri, anak-anak, sahabat, saudara, juga tidak dapat meminjamkan ketenangan itu kepada kita. Entah mengapa, semuanya bagai tak kena. Masalah yang menimpa tidak juga menampakkan solusinya, sedang insan di sekeliling kita tidak mampu berbuat apa-apa untuk membantu kita. Kita keseorangan, sendirian, dalam kegelapan, kebuntuan ...

Sungguh, kita terasa ingin lari jauh. Jauh kemana-mana saja, asalkan kita terlepas dari belenggu yang menyesakkan pikiran ini. Kita mau mencari sesuatu ... "Ya Allah, berikan aku ketenangan". Ya, tidak apa yang lebih kita inginkan, tidak lain yang kita perlukan saat ini, melainkan ketenangan. Kita ingin Allah pinjamkan kita ketenangan, biarpun sebentar, biarpun hanya sedetik cuma.

Kita mencoba membujuk hati yang walang, mencoba mencari ketenangan yang diimpikan. Pergi liburan untuk menenangkan pikiran, window shopping, keluar berhibur dengan teman. Bermacam-macam cara kita mencoba, namun gundah jiwa kita masih tidak berkurang, dugaan yang menimpa tidak juga surut, malah makin menyesakkan pikiran.

Kita menemukan-cari dimana kita bisa mendapatkan ketenangan itu. Andai ia terjual di mana-mana, ya! dalam saat ini kita rela berikan segalanya untuk sebuah ketenangan. Andai apa syaratnya, kita pasti mau memenuhinya, asal saja kita mendapat ketenangan itu. Andai ada manusia yang menyimpan ketenangan itu, akan kita cari dia walau di puncak mana dia berada. Semuanya demi ketenangan, kita umpama wisatawan yang kehabisan bekal air, di padang pasir yang panas terik. Walau segunung permata yang kita miliki pada saat itu, tidak berguna, karena yang kita butuhkan adalah air. Dan jika ada yang mau mengubah segelas air dengan permata yang kita miliki, maka kita sanggup?

Sungguh, ketenangan ini adalah satu penghargaan yang sangat istimewa. Karena ia tidak dimiliki oleh siapa, melainkan Allah SWT Manusia tidak dapat memberikan ketenangan, harta bertimbun bukan Persyaratan memiliki ketenangan, paras bukan juga pertukaran ketenangan, keluarga dan sahabat bukan jaminan, karena di sinilah letak Keadilan dan Keagungan Allah SWT

Andai saja ketenangan itu mampu dibeli oleh si kaya, maka bagaimana dengan mereka yang miskin? Kalau ketenangan itu syaratnya kecantikan rupa paras, maka bagaimana dengan si jelek? Jika ketenangan itu pada pangkat yang tinggi, bagaimana pula dengan si hamba? Andai ketenangan itu pada kaum kerabat dan keluarga, bagaimana dengan si yatim piatu yang tidak punya siapa? Maha adilnya Allah S.W.T.

Indahnya, Allah menempatkan ketenangan pada hati-hati yang dekat dengan-Nya, firman-Nya:

'Dialah Allah yang menurunkan ketenangan ke dalam hati orang yang beriman, supaya keimanan mereka makin bertambah dari keimanan yang telah ada. Kepunyaan Allah pada langit dan bumi, dan Allah itu Maha Tahu dan Bijaksana '[Al Fath: 4]

Ya, pastinya segala sesuatu pada dunia ini ada harganya, begitu juga dengan ketenangan. Harganya bukan penukaran uang maupun harta, namun adalah keimanan kepada pemiliknya ketenangan. Mana mungkin kita mendapat ketenangan, kalau pemiliknya kita dustakan! Lalu bila hatimu dipagut resah, jiwamu hilang arah, hatimu dirundung gundah, maka mendekatlah kamu kembali kepada Allah! Mintalah kepada-Nya. Hanya Dia. Hanya Dia yang mampu menurunkan ketenangan itu ke dalam hatimu. Dialah saja yang berkuasa mendamaikan hatimu, sedamai sungai mengalir tenang, sedingin salju mendinginkan perasaan, sebening awan berarak perlahan. Itulah yang ditunggu-tunggu, untuk pemilik jiwa yang kegundahan.

Lantas, yakinlah kita bahwa tidak seorang, tidak apa-apa yang mampu menghadiahkan ketenangan itu, melainkan Allah SWT Namun apakah kita malu, di saat kita butuhkan sesuatu, kita menemukan-cari Allah, namun saat kita telah memperoleh apa yang kita mau, kita lupa! Kita lupa kepada-Nya. Allahu Rabbi, di manakah tempatnya Allah di hati kita? Mungkinkah ini sebabnya Allah menarik seketika ketenangan dalam jiwa kita, karena kita telah jauh dari-Nya, kita lupa kepada-Nya!

Ayo, sama-sama kita renungi. Andainya ada ketenangan di hati kita saat ini, maka bersyukur dan ingatlah selalu kepada-Nya. Namun jika ketenangan itu diambil seketika oleh-Nya, maka kembalilah segera membawa hati kita kepada-Nya.

Dia sedang menunggumu,
Dia siap menyambutmu,
Tunjukkan pada-Nya hatimu yang terluka,
Adukan pada-Nya betapa kau kecewa,
Kisahkan pada-Nya betapa kau hiba,
Pasti kau takkan kecewa karena Dia sungguh kasih kepadamu,
Meskipun hari-hari yang lalu kau pernah dan seringkali melupakan-Nya.

Namun, hari ini pabila kau datang pada-Nya, Dia akan berlari mendapatkanmu. Namun, ingatlah! Jangan pernah lupa kepada-Nya bila telah Dia berikan ketenangan lalu membebaskanmu dari belenggu kesulitan! Bukankah Dia sebelumnya membujuk kita hamba-Nya dengan firman-Nya:

'(Yaitu) orang-orang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram '[Ar-Ra'd: 28]

- Artikel iluvislam.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar