Rabu, 13 Juli 2011

*~~* Allah Ajarkan Tentang Berencana *~~*



Bismillahirrahmannirrahim ..
Kami mulai dengan menyebut namaMu Ya Allah ...

Apa kabar sahabat semua? Bagaimana jiwamu hari ini? Rasa tenang atau kacau? Rasa nyaman atau tidak nyaman? Itu adalah termometer (pengukur) tingkat imanmu kepada Allah. Allah banyak berfirman dalam Al-Qur'an bahwa orang-orang yang beriman itu tidak ada kekhawatiran dan tidak mereka bersedih hati ... Ada Allah dalam hatimu? Ada Allah dalam dirimu? Ada Allah dalam rumahmu? Tepuk dada tanya iman.

InsyaAllah sedikit sharing malam ini. Saya sekarang ini hampir setiap minggu mengajarkan perencanaan strategis dan saya sering gunakan video klip animasi kisah salah satu perang yang dihadapi oleh Salahudin Al Ayubi yang akhirnya berhasil membebaskan Baitul Maqdis.

Alhamdulillah saya mendapat pencerahan dari Allah bahwa salah satu sebab kenapa umat Islam begitu sulit mencapai kemenangan pada hari ini karena kurangnya dalam melakukan strategi ketika merencanakan.

Video klip yang kami tampilkan kepada peserta sangat menarik menunjukkan bagaimana dengan strategi perang yang hebat tentara Islam yang lebih sedikit dapat mengalahkan tentara kafir yang bukan saja banyak tapi lengkap dengan perlengkapan perang.

Salahudin Al Ayubi dan tentaranya pasti yakin akan ada pertolongan Allah tetapi kenapa beliau berstrategi? Karena itu yang diajarkan nabi kita Rasulullah saw. Rasulullah saw setiap kali peperangan ada strateginya, sehingga sanggup menggali parit meskipun sulit, penat apalagi di bulan Ramadhan. Begitu pentingnya strategi. Allah juga menyebutkan dalam Nya bahwa Allah suka orang yang berperang dalam barisan yang tersusun kokoh, maknanya lengkap dengan strategi perang.

Namun lihat organisasi Islam di hari ini sangat lemah di dalam merencanakan dan berstrategi. Padahal kita berhadapan dengan musuh-musuh Islam yang hebat dalam melakukan strategi dan tipu daya. Kemudian bila kita gagal mencapai tujuan, kita kata "Allah belum untuk kita kemenangan" Wah santai-santai saja kita berbicara, bila kalah atau gagal di dalam mencapai visi (yang kadang-kadang dah lebih 50 tahun) kita tidak merasa bersalah kepada Allah karena tidak merencanakan dan berstategi dengan baik, kita tidak merasa bersalah kepada Allah karena tidak berkomitmen terhadap tugas dan tangungjawab kita. aduhai, jauhnya kita dari generasi Rasulullah dan para sahabat.

Mari kita lihat sejenak kehidupan kita. Kita jelas bahwa kita harus sempurnakan tugas sebagai khalifah Allah dengan sebaiknya. Itu maknanya Bismillah, bayangkan kita mau pergi ke Indonesia per hari sekedar pergi berjalan-jalan, bayangkan bagaimana kita bersiap? Santai-santai saja kan. Kemudian dua minggu kemudian kita terima surat dari Perdana Menteri menunjuk kita untuk mewakili rakyat Malaysia untuk melakukan pembicaraan damai dengan pemerintah Indonesia terkait isu pembantu rumah.

Sekarang bayangkan persiapan kita ke Indonesia, apakah sama dengan persiapan yang pertama tadi? Pastinya tidak, waktu ini ada checklist. Kita bersiap jauh lebih awal dan memastikan dengan sungguh-sungguh tidak ada benda yang tertinggal. Kenapa berbeda persiapannya? Karena pada kali kedua kita melakukan atas nama rakyat Malaysia, rasa ada tanggung jawab, kita buat sebaik mungkin.

Manakah yang lebih besar, rakyat Malaysia atau Allah? Pasti Allah lebih besar. Mana yang kita buat lebih keras pada nama Rakyat Malaysia atau nama Allah? Itulah maknanya Bismillah, Atas Nama Allah, kita buat sesuatu dengan nama Allah, pasti jauh lebih hebat dan jauh lebih berkomitmen dari pada nama rakyat Malaysia.

Kapan kita sudah paham buat pada nama Allah, maka pastinya kita harus buat dengan perencanaan yang berstrategi. Mungkin kita rasa lebih sulit mau melakukan perencanaan berstrategi. Ia akan memakan waktu, tenaga dan harus bersabar. Itulah sebab kenapa Rasulullah saw dan para sahabat sanggup menggali parit ketika berhadapan dengan Perang Khandak. Karena Rasulullah saw buat atas nama Allah, biarpun penat, makan waktu, lapar (ketika itu bulan Ramadhan) namun pada nama Allah harus dilakukan sungguh-sungguh.

Bagaimana kehidupan kita. Hanya pikir dulu perencanaan untuk diri sendiri, apakah kita merencanakan apa yang harus di lakukan untuk hari esok? Apakah kita menemukan ilmu manajemen diri dan kehidupan kita? Betullah kata orang, gagal merencanakan berarti merencanakan untuk gagal, ampuni kami Ya Allah.

Mari kita mulai dengan merencanakan tugas untuk tindakan kita. Adakan checklist dan fokus pada tugas yang utama dahulu. Setelah berusaha kita serah dan bertawakal kepada Allah.

Marilah kita mulai dengan Bismillah.Bismillah yang benar-benar kita paham dan hayati.

- Artikel iluvislam.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar